Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Drama dan Catatan Miss Universe Era Donald Trump

7 November 2020   20:13 Diperbarui: 7 November 2020   20:22 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahkota MU era Trump. Sumber : gambar mahkota dari wikipedia

Setelah era Trump, penilaian pun berubah drastis. Kini, untuk menentukan kontestan yang masuk ke semifinal, maka peserta dikelompokkan ke dalam kelompok benua. Ada kelompok benua Asia, Afrika, dan Oseania, kelompok benua Eropa, dan kelompok benua Amerika. Masing-masing kelompok benua akan dipilih 5 finalis untuk masuk ke babak 20 besar. Sementara, sisanya diambil dari kelompok wildcard yang mengurutkan semua peserta sisa dalam satu keseluruhan. Model seperti ini dirasa lebih adil karena kesempatan tiap benua adalah sama.

Handpick Donald Trump

Gagalnya wakil Asia yang menembus babak semifinal disebabkan adanya desas-desus bahwa mereka yang berhak tampil ke babak selanjutnya adalah yang disetujui oleh Donald Trump. Dua puteri Indonesia pernah mengatakan hal ini. Pertama, yakni Zivana Letisha yang yakin ia bisa masuk lantaran voting pemirsa tinggi tetapi tiba-tiba unplaced. Ia pun mendengar bahwa beberapa saat sebelum pengumuman babak 15 besar, Trump pun mengganti nama-nama para peserta yang lolos.


Agni Pratishta yang mewakili Indonesia pada Miss Universe 2007 pun juga pernah dibariskan dengan peserta lain saat Donald Trump meninjau. Saat itu, ada sesorang yang membawa kertas lalu menulis apa yang disampaikan Trump setelah ia mengamati para kontestan. Ada yang ditandai dan tidak. Secara otomatis, Agni pun sudah sangat legowo dan yakin bahwa ia tidak akan lolos saat namanya tidak ditandai pada proses tersebut. Tapi ini masih rumor ya. 

Sering berganti mahkota pemenang

Era Trump juga sering disebut era ganti mahkota. Setelah berpuluh tahun mahkota Miss Universe bernama Sarah Coventry crown digunakan, pada tahun 2002 mahkota itu diganti dengan mahkota baru bernama Mikimoto crown. Jenis mahkota baru ini juga diadopsi oleh Puteri Indonesia untuk memahkotai para pemenangnya. 

Sayangnya, Mikomoto crown hanya dipakai pada tahun 2002-2007. Pada tahun 2008, saat Miss Universe dilaksanakan di Vietnam, mahkota pun berganti lagi. Tetapi, mahkota ini hanya digunakan pada tahun tersebut dan hanya Dayana Mendoza dari Venezuela yang memakainya.

Mahkota MU era Trump. Sumber : gambar mahkota dari wikipedia
Mahkota MU era Trump. Sumber : gambar mahkota dari wikipedia
Pada tahun 2009, mahkota Hope menggantikan mahkota edisi 2008. Dan, para pemenang Miss Universe mulai dari Stafania Fernandez dari Venezeula hingga Gabriela Isler yang juga dari Venezuela menggunakan mahkota ini. Pada tahun 2014, mahkota berganti lagi bernama DIC Crown. Ini bentuknya seperti kristal pencakar langit dengan warna biru dan putih dominan. DIC Crown juga menjadi mahkota terakhir yang digunakan pemenang Miss Universe era Trump.

Antara Party dan Adkovasi

Nah yang menjadi catatan dan cerita dari para peserta Indonesia saat ikut Miss Universe adalah seringnya kegiatan pesta atau party dibandingkan advokasi. Bahkan, menurut beberapa puteri, rasanya mereka jauh-jauh datang ke negara penyelenggara untuk party dan kegiatan makan malam.

Putri Raemawasti, peserta Miss Universe 2008 bahkan sempat mendapatkan kejutan saat ada kontestan lain yang menanyakan apakah ia membawa narkoba. Ia pun langsung kaget dan benar-benar mengenang masa itu. Terlebih, party sering diadakan di klub malam atau pun pantai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun