Dengan pengoperasian KRL Solo-Jogja diharapkan akan banyak lagi jadwal kereta yang beroperasi terlebih pada jam-jam sibuk. Untungnya, harapan ini akan bisa terwujud karena menurut Kepala DAOP 6 PT KAI Jogja Asdo Artriviyanto, nantinya akan ada 20 perjalanan setiap hari. Jumlah ini ini hampir dua kali lipat dibandingkan KRD Prameks yang hanya 10 kali perjalanan saja.
Pertimbangan lain yang juga perlu diperhatikan adalah mengenai perlintasan sebidang di wilayah ini yang bisa mengganggu keselamatan. Berbeda dengan kereta diesel yang memiliki suara nyaring, KRL cenderung memiliki intensitas suara yang lebih rendah saat melintas. Akibatnya, banyak pemakai jalan tak menyadari jika ada kereta sedang melintas terutama jika daerahnya baru saja diujicobakan KRL.
Terakhir, mengenai sistem pembayaran tiket juga menjadi pertimbangan.Memang nantinya kereta ini akan menggunakan tiket otomatis. Meski demikian, perlu pertimbangan bagi para calon penumpang yang belum terbiasa dengan model pembelian tiket semacam ini seperti para simbah yang biasa membeli tiket beberapa jam sebelum berangkat. Untuk itu, sekali lagi, sosialisasi dengan efektif mengenai hal ini sangat diperlukan.
Pengoperasian KRL Solo-Jogja memang menjadi sesuatu yang amat diperlukan karena penglajuan warga di dua daerah ini cukup tinggi. Hanya saja, alangkah lebih baik jika pengoperasian ini dilakukan dengan cermat dan tidak tergesa agar bisa dinikmati dengan nyaman oleh banyak kalangan.
Salam.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H