Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Ngeblog, Jawaban Mimpi yang Belum Tergapai dan Pertemuan dengan Teman Baru

27 Oktober 2020   06:47 Diperbarui: 27 Oktober 2020   22:54 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kala ikut kompasianival 2019. - Dokumen Pribadi

Eh tiba-tiba sudah hari blogger saja.

Dan tiba-tiba sudah mau akhir Oktober saja. Di hari spesial ini, saya mau memberi ucapan selamat bagi teman-teman blogger yang hingga kini masih setia menulis, memberi komentar, dan membalas komentar, serta sederet aktivitas blog lain.

Sungguh, kegiatan kita seperti ini bukanlah hal mudah di tengah badai pandemi yang butuh tenaga dan pikiran untuk melewatinya. Melakukan kegiatan yang belum tentu menghasilkan uang saat ini butuh keberanian dan niat tulus dari dalam.

Meski demikian, bagi beberapa orang, termasuk saya, ngeblog sebenarnya adalah pelampiasan. Sebuah pelampiasan bercerita mengenai apa yang kita pikirkan yang belum tentu bisa tersampaikan dengan baik secara lisan. Belum tentu dapat diterima oleh orang sekitar. Terutama, jika pikiran tersebut adalah pikiran random, aneh, tak umum, yang belum tentu menjadi hal menarik bagi orang-orang.

Terlebih, saat ini, peran blog pun mulai tergeser dengan YouTube, Tiktok, dan sejenisnya. Bukan saya memandang berbeda platform-platform tersebut, tetapi nyatanya kini orang lebih tertarik menghabiskan waktu untuk melihat video daripada membaca.

Tak masalah sebenarnya. Dunia pasti terus berubah dan kita harus beradaptasi dengan perubahan itu. Saya sendiri juga mulai membuat channel YouTube meski tidak berkeinginan membuat akun Tiktok.

Saya masih senang menghabiskan energi dan pikiran saya untuk mencari ide menulis dan menuangkan dalam bentuk tulisan di blog. Bagi saya, itu jauh lebih lega dan puas walau belum tentu tulisan saya dibaca oleh banyak orang.

Beberapa tahun yang lalu, saya pernah menulis mengenai nasib saya yang sering tidak didengar oleh orang di sekitar saya, entah rekan, saudara, atau lainnya. Saya tidak marah karena memang pembicaraan saya terlalu random. Ya memang wajar sih kalau ketika berada di sebuah perjalanan, tiba-tiba saya kagum dengan persilangan kereta api yang melintas.

Makanya, berbagai pemikiran tersebut saya simpan untuk saya tulis dalam bentuk blog. Ketika berkumpul, saya lebih banyak diam dan mendengar dibandingkan berbicara. Diam sekalian mengamati apa yang terjadi di sekitar saya sembari mencari ide untuk menuangkannya dalam bentuk blog.

Nah, saat saya bisa menuangkan dalam bentuk blog, di situlah saya benar-benar merasa puas dan bahagia. Rasanya, ada banyak orang, satu lapangan penuh yang mendengar cerita saya. Cerita yang sebenarnya tidak terlalu penting tetapi bagi saya amat penting dan harus saya kupas lebih mendalam. Inilah yang saya sebut dengan keasyikan ngeblog yang sesungguhnya.

Rasa bahagia saya semakin besar tatkala saya bisa sekalian membuat infografis ala-ala untuk menunjang tulisan saya. Kalau sedang niat juga, video yang menunjang tulisan itu saya  buat. Walau remeh temeh, sejujurnya ini adalah media yang membuat saya bahagia. Terlebih, tidak banyak orang di sekitar yang mau mendengar cerita saya.

Kebahagiaan semakin paripurna jika saya mendapatkan komentar yang menambah isi dari tulisan yang sudah saya tayangkan. Terlbih lagi, jika si empunya komentar tertarik dengan apa yang saya sampaikan dan satu frekuensi menggemari maslaah tersebut. Rasanya seperti menemukan orang satu bangsa di negara lain. Walau kadang mula muncul komentar sinis, bagi saya malah membuat bahagia. Artinya tulisan saya dibaca.

Di antara semua kebahagiaan itu, menemukan teman hingga saudara baru adalah makna ,menjadi blogger yang paling membahagiakan. Saya itu sulit sekali berteman dengan orang.

Lantaran, ketika saya kenal dan dekat dengan orang baru, seringkali saya (maaf) mulai dimanfaatkan. Kalau pun tidak, ya lebih banyak saya menjadi bagian yang resesif jika disamakan dengan pelajaran persilangan. Pihak yang menurut pihak lainnya dan suaranya tak begitu didengar.

Namun, ketika saya bertemu dengan rekan blogger, saya merasa begitu dihargai. Walau kami belum pernah bertemu, rasanya dekat sekali. Beberapa waktu lalu saya pernah menulis ketika datang ke rumah seorang blogger yang baru pertama kali kita bertemu. Kami hanya bertemu lewat komentar dan rasanya sudah dekat sekali. Saya begitu dijamu dengan antusias layaknya tamu agung.

Pun demikian ketika saya mengikuti Kompasianival tahun lalu. Jauh-jauh datang ke Jakarta dengan takdir ponsel hilang rasanya berbuah manis. Banyak sekali yang mengenali saya walau hanya dalam bentuk tulisan saya. Saya juga mengenali mereka lewat tulisannya. Meski begitu, rasanya kami sudah kenal dekat setiap hari.

Saya tidak bisa membayangkan bagaimana jika pada suatu hari satu teman circle dalam blog pribadi ini berkumpul jadi satu. Entah bagaimana hebohnya kita akan bercerita.

Dalam pandemi yang butuh kewarasan ini, saya juga sangat bahagia jika tetiba ada yang mengirimkan pesan mengenai artikel yang saya tulis. Entah dari mahasiswa atau masyarakat umum. Ada yang bertanya mengenai pengobatan penyakit GERD, materi sejarah dan kimia, atau tempat wisata.

Walau hanya bisa saya jawab sekadarnya, tetapi ini juga membuat saya bahagia dan memutuskan untuk tetap ngeblog sampai kapan pun. Ini adalah jawaban dari kegagalan saya menggapai mimpi untuk meneruskan belajar kimia atau bahkan menjadi arkeolog.

Saya juga tetap bertekad untuk membukakan pintu bagi mereka yang butuh referensi lebih lanjut, tentah untuk skripsi atau hal lain denhan bahasa yang mudah dipahami dulu. Saya tidak mengejar target muluk-muluk asal banyak ide yang bisa saya tayangkan.

Kegiatan ngeblog memang semakin tenggalam beberapa waktu terakhir ini. Meski begitu, saya tetap bahagia dan bangga bisa menjadi seorang blogger.

Tidak mudah untuk bertahan dengan segala penilaian kurang baik atau hal lain yang lebih berorientasi pada popularitas dan uang. Lantaran, bagi saya menjadi blogger adalah jalan hidup yang saya terima dengan suka cita karena dengan begini saya merasa bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun