Kebahagiaan semakin paripurna jika saya mendapatkan komentar yang menambah isi dari tulisan yang sudah saya tayangkan. Terlbih lagi, jika si empunya komentar tertarik dengan apa yang saya sampaikan dan satu frekuensi menggemari maslaah tersebut. Rasanya seperti menemukan orang satu bangsa di negara lain. Walau kadang mula muncul komentar sinis, bagi saya malah membuat bahagia. Artinya tulisan saya dibaca.
Di antara semua kebahagiaan itu, menemukan teman hingga saudara baru adalah makna ,menjadi blogger yang paling membahagiakan. Saya itu sulit sekali berteman dengan orang.
Lantaran, ketika saya kenal dan dekat dengan orang baru, seringkali saya (maaf) mulai dimanfaatkan. Kalau pun tidak, ya lebih banyak saya menjadi bagian yang resesif jika disamakan dengan pelajaran persilangan. Pihak yang menurut pihak lainnya dan suaranya tak begitu didengar.
Namun, ketika saya bertemu dengan rekan blogger, saya merasa begitu dihargai. Walau kami belum pernah bertemu, rasanya dekat sekali. Beberapa waktu lalu saya pernah menulis ketika datang ke rumah seorang blogger yang baru pertama kali kita bertemu. Kami hanya bertemu lewat komentar dan rasanya sudah dekat sekali. Saya begitu dijamu dengan antusias layaknya tamu agung.
Pun demikian ketika saya mengikuti Kompasianival tahun lalu. Jauh-jauh datang ke Jakarta dengan takdir ponsel hilang rasanya berbuah manis. Banyak sekali yang mengenali saya walau hanya dalam bentuk tulisan saya. Saya juga mengenali mereka lewat tulisannya. Meski begitu, rasanya kami sudah kenal dekat setiap hari.
Saya tidak bisa membayangkan bagaimana jika pada suatu hari satu teman circle dalam blog pribadi ini berkumpul jadi satu. Entah bagaimana hebohnya kita akan bercerita.
Dalam pandemi yang butuh kewarasan ini, saya juga sangat bahagia jika tetiba ada yang mengirimkan pesan mengenai artikel yang saya tulis. Entah dari mahasiswa atau masyarakat umum. Ada yang bertanya mengenai pengobatan penyakit GERD, materi sejarah dan kimia, atau tempat wisata.
Walau hanya bisa saya jawab sekadarnya, tetapi ini juga membuat saya bahagia dan memutuskan untuk tetap ngeblog sampai kapan pun. Ini adalah jawaban dari kegagalan saya menggapai mimpi untuk meneruskan belajar kimia atau bahkan menjadi arkeolog.
Saya juga tetap bertekad untuk membukakan pintu bagi mereka yang butuh referensi lebih lanjut, tentah untuk skripsi atau hal lain denhan bahasa yang mudah dipahami dulu. Saya tidak mengejar target muluk-muluk asal banyak ide yang bisa saya tayangkan.
Kegiatan ngeblog memang semakin tenggalam beberapa waktu terakhir ini. Meski begitu, saya tetap bahagia dan bangga bisa menjadi seorang blogger.
Tidak mudah untuk bertahan dengan segala penilaian kurang baik atau hal lain yang lebih berorientasi pada popularitas dan uang. Lantaran, bagi saya menjadi blogger adalah jalan hidup yang saya terima dengan suka cita karena dengan begini saya merasa bahagia.