Tak dinyana, ia hadir dalam mimpi saya tetapi dalam bentuk lain. Apalagi kalau bukan dalam tugas kelompok sekolah. Saya mendapatkan sedikit gambaran bahwa saya harus mulai terbuka untuk bisa berkolaborasi dengan orang lain, terutama dengan teman yang sedang membutuhkan pekerjaan tersebut.
Apalagi, dulu saat sekolah ia juga terkenal aktif dalam mengerjakan tugas dan rajin mencari bahan referensi. Bisa jadi, ia sekarang bisa membantu saya mengemban tugas yang cukup berat.Â
Akhirnya, saya pun memberanikan diri pergi ke Surabaya menuju tempatnya karena bagi saya bertemu langsung membuat saya lebih yakin.Â
Yah meski dalam suasana pandemi, tetapi saya coba seefektif dan seefisien mungkin agar saya tidak bolak-balik lagi. Dan tentunya, saya ingin lebih memastikan bahwa feeling saya benar.
Ternyata, saat di rumahnya, saya mendapati kenyataan bahwa sang suaminya baru saja terkena PHK. Mereka sedang pontang-panting menghidupi keluarganya. Teman saya itu pun memang butuh pekerjaan sekali dan anaknya pun sudah mulai besar sehingga bisa disambi untuk bekerja.
Saya pun akhirnya menyanggupi apalagi suaminya juga berkenan untuk membantu teman saya tadi. Meski saya tidak bisa menjanjikan upah yang besar, tetapi ia ternyata mau menerima. Kami pun akhirnya membuat kesepakatan bersama.
Ternyata, mimpi yang hadir dalam tidur saya cukup sesuai dengan apa yang saya alami. Selama seminggu ini, saya bisa sedikit lebih lega karena pekerjaan saya cukup terbantu.
Walau saya belum bisa mengambil kesimpulan penuh atas kinerjanya, tetapi saya sedikit bisa membaca karakternya yang memang pekerja keras.
Saya memang sulit untuk percaya pada orang lain walau pernah kenal sebelumnya. Entah apa alasannya, bisa jadi seringnya saya mendapatkan pengalaman kurang menyenangkan membuat saya melakukan kegiatan itu.
Yang pasti, dengan kejadian ini, saya menjadi sadar bahwa kadangkala, untuk membaca karakter seseorang atau feeling mengenai seseorang, bisa kita dapatkan dari mimpi. Ini tak lepas dari beberapa penelitian bahwa mimpi yang kita alami masih ada kaitannya dengan realita yang sedang kita hadapi.
Bahkan, pada awal abad ke-20, Sigmund Freud -- ilmuwan di bidang psikologi -- menyatakan bahwa mimpi memiliki hubungan dengan kehidupan nyata. Ia menyebutnya sebagai day residus (sisa-sisa hari).