Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Banyak Candi yang Sepi, Padahal Mengunjunginya Asyik Sekali

17 Juni 2020   09:09 Diperbarui: 19 Juni 2020   14:32 987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu hobi saya adalah memotret candi dari balik sebuah pohon. - Dokumen pribadi

Dulu, ketika saya belajar mengenai topik ini di sekolah, saya selalu mendapatkan persepsi bahwa candi bergaya Jawa Tengahan memiliki bentuk yang gemuk dan pendek sedangkan candi bergaya Jawa Timuran memiliki bentuk yang sebaliknya.

Ternyata, perbedaan itu tidaklah saklek demikian. Meski, pola pada umumnya seperti itu. Ada beberapa candi di Jawa Timur yang bahkan memiliki bentuk gaya Jawa Tengahan. Candi Badut misalnya. 

Bahkan, ada candi yang merupakan peralihan dari gaya Jawa Tengahan menuju gaya Jawa Timuran. Dari yang gemuk dan pendek menjadi ramping dan tinggi. Candi Kidal adalah contohnya.

Selain itu, belajar mengenai peripih atau benda yang ditanam di dalam candi juga tidak boleh dilewatkan. Peripih yang bisa berupa koin, tanaman, atau tulang bisa menjadi pertanda alasan suatu candi dibuat. 

Untuk penghormatan kepada dewa atau sebagai lambang kesuburan. Dari perpipih tersebut juga bisa diambil informasi alasan di tempat tersebut dibangun sebuah candi.

Banyak candi dibangun di dataran tinggi atau pegunungan. Candi Jedong Mojokerto adalah salah satunya - Dokumen Pribadi
Banyak candi dibangun di dataran tinggi atau pegunungan. Candi Jedong Mojokerto adalah salah satunya - Dokumen Pribadi
Sayangnya, informasi mengenai identitas suatu candi yang terpampang di dekat pintu masuk acapkali kurang mendapat perhatian dari para pengunjung. Selain kurang menarik, kadang tulisan di dalam papan tersebut sudah mulai mengelupas bersamaan dengan lapuknya papan. Padahal, adanya informasi amatlah penting agar pengunjung lebih tertarik untuk mengeksplorasi candi lebih dalam lagi.

Dalam kunjungan ke sebuah candi, saya sempat bertemu dengan seorang ibu dan anaknya yang berusia TK dan SD berkeliling candi. Sang anak terus bertanya mengenai bangunan candi. 

Mengapa ada kepala yang mengerikan di bagian atasnya, mengapa batunya berwarna merah kecoklatan, mengapa ada gambar singa di temboknya, dan beberapa pertanyaan menarik lainnya. 

Sayangnya, sang ibu tidak menjawab dengan baik pertanyaan dari sang anak dan terus mengajak mereka berfoto. Sedangkan, informasi tersebut sebetulnya sudah ada pada papan pengumuman.

Mungkin saja, jika informasi dibuat lebih menarik seperti pada Candi Borobudur dan Candi Prambanan, maka kemungkinan akan  lebih dibaca oleh pengunjung. Tetapi, tentu hal ini sulit dilakukan karena banyak candi yang tidak mematok tarif masuk sebanyak dua candi tersebut. Bahkan, beberapa candi hanya menyaratkan pengunjung untuk mengisi buku tamu. 

Atas alasan ini, peran dari penjaga candi sangat diperlukan semisal mengarahkan pengunjung untuk membaca informasi seputar candi dan apa saja yang tidak boleh dilakukan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun