Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Nasib "Travel Writer" Tanpa Traveling dan Proyeksi Pariwisata Masa Depan

10 Juni 2020   07:14 Diperbarui: 10 Juni 2020   15:01 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang mencengangkan, ia bahkan sampai menjual kaos demi menambah penghasilan. Ariev pun juga membuka pendaftaran trip pada tahun depan. Wah boleh juga idenya.

Sementara, Murni Ridha masih berkutat pada pekerjaan utamanya karena menjadi travel writer sebenarnya bukan menjadi kegiatan utamanya.

Lalu, apa dampak bagi mental yang dirasakan akibat lama tidak jalan-jalan ini?

Lantaran bukan kegiatan utamanya, Murni Ridha masih mencoba tetap happy melakukan kegiatan di rumah saja. Ia pun menjalankan berbagai hobi barunya. Menurutnya, saat ini pun juga tak bisa jalan-jalan. Bahkan, keluar kota saja sulit.

Sementara itu, menurut Ariev, kondisi tidak jalan-jalan banyak yang menganggap dirinya libur. Padahal, ia masih bekerja di sebuah instansi dari rumah saja. Ia pun memaksimalkan waktu dengan berolahraga sambil mengasuh putranya.

Lain pula yang dialami oleh Trinity yang hampir jarang di rumah sebelum wabah Covid-19 menyerang. Dengan di rumah saja, praktis ia sempat mengalami break down dan tidak produktif menulis. Untuk itulah, kini ia mengikuti kelas-kelas menulis lagi dan kegiatan kepenulisan lain.

Dampak covid-19 memang memukul dunia pariwisata. Apakah mereka menyesal menjadi travel writer?

Semuanya sepakat menjawab tidak karena memang kegiatan jalan-jalan dan menulis adalah kegiatan yang mereka gemari. Mereka pun dan kita semua akan memulai lagi dari nol untuk merintis lagi. Ada satu paparan menarik dari mereka semua mengenai gaya hidup yang sederhana yang melekat pada mereka. 

Persepsi kaya dan banyak uang ternyata berbanding terbalik dengan pengakuan mereka yang kerap mengirit demi bisa jalan-jalan. Inilah prinsip teguh yang bisa diambil dari seorang traveler. Makanya, dengan adanya covid-19 ini menjadi momen yang tepat untuk lebih cerdas dalam mengelola keuangan.

Lalu, bagaimana proyeksi pariwisata masa depan dari ketiga travel writer ini selepas covid-19 nanti?

Ketiganya sepakat bahwa nanti pariwisata domestik akan pulih lebih dulu. Tempat-tempat menarik seperti Yogyakarta dan Bali adalah beberapa di antaranya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun