Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Berperilaku Cerdas dalam Menjaga Stabilitas Keuangan dengan Menjemput Peluang Bisnis Keluarga

9 Juni 2020   09:00 Diperbarui: 9 Juni 2020   09:03 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sambil mengisi waktu luang, ibu dan bibi juga membuat kerupuk sendii yang bahannya turun-termurun dari kakek dan dijual di warung. - Dokumen pribadi.

Wabah covid-19 yang merebak sejak bulan Maret 2020 kemarin benar-benar mengganggu kegiatan ekonomi keluarga saya. Ayah saya yang biasanya mendapat orderan untuk membuat topi dan seragam sekolah, kini harus menutup usahanya sementara waktu. Alasannya, ketidakpastian kapan sekolah bisa normal kembali membuat permintaan terhadap barang atribut sekolah ini menurun drastis.

Sementara, adik saya yang biasanya banjir orderan buket bunga untuk kegiatan wisuda juga tak lagi menerima satu pun orderan. Tak lain, kini prosesi wisuda dilakukan secara daring. Sementara, saya pun mengakhiri kegiatan bimbel yang saya kelola karena kegiatan sekolah memang masih terhenti. Hanya ibu saya yang tetap melakukan tugas administrasinya sebagai guru meski di rumah saja.

Praktis, tak banyak pemasukan yang bisa kami dapatkan. Pada awal wabah ini merebak, mulanya kami bingung untuk melakukan pekerjaan baru yang bisa menghasilkan. Akhirnya, setelah melakukan beberapa kali pertimbangan, akhirnya adik saya berjualan kue dan ayah saya membuat masker untuk dijual.  

Sedangkan, saya kebagian untuk menjual serta mengantarkan barang yang dibeli oleh para pelanggan. Berjualan adalah cara yang bisa dilakukan dengan mudah saat ini karena kegiatan konsumsi masih berjalan. Berjualan pun menjadi cara cerdas berperilaku di tengah pandemi ini.

Mulanya, adik saya tidak berniat untuk menjual kue yang dimasaknya. Ini bermula dari upaya menghemat pengeluaran jajan di luar agar keuangan keluarga tetap terjaga sekaligus menyalurkan hobinya. Dengan membuat kue sendiri, pengeluaran untuk konsumsi makanan di luar pun menjadi terkendali. Jika pengeluaran untuk konsumsi bisa dikendalikan, maka penarikan simpanan di bank secara besar-besaran (rush money)  pun tidak terjadi.

Lama-kelamaan, kue yang dibuat oleh adik saya digemari oleh kerabat dekat. Beberapa diantara mereka ada yang memesannya untuk dikonsumsi sendiri atau digunakan sebagai kue hantaran lebaran kemarin. Walau belum banyak, tetapi kegiatan ini bisa menjadi pengisi waktu luang baginya yang sementara ini belum bekerja. Tak hanya itu, adik saya juga mendapat pemasukan yang lumayan meski melakukan aktivitas di rumah saja. Ia juga tidak lagi meminta uang dari ayah atau ibu saya karena sudah bisa mendapat pemasukan sendiri.

Beragam panganan yang dibuat dan dijual oleh adik saya, mulai donat, dim sum, karipap, dan kue kering. - Dokumen Pribadi
Beragam panganan yang dibuat dan dijual oleh adik saya, mulai donat, dim sum, karipap, dan kue kering. - Dokumen Pribadi
Satu hal yang bisa diambil pelajaran dari adik saya adalah ia tetap menyusun skala prioritas dalam berbelanja. Tak seperti saat membuka usaha buket bunganya dulu yang harus membeli bahan dalam jumlah banyak, kini ia hanya membeli bahan baku secara bertahap. Semisal tepung terigu, gula, dan telur sesuai jumlah pesanan.

 Keputusan ini diambil selain mempertimbangkan masa simpan bahan yang cenderung lebih singkat, juga menjadi cara cerdas untuk menjaga stabilitas keuangan. Alasannya, modal yang dimiliki oleh adik saya tidaklah terlalu banyak. Bagaimana jika sudah membeli banyak bahan tetapi akhirnya rusak sebelum digunakan?

Sebelum wabah corona menyebar, adik saya juga ikut berjualan rujak bersama bibi di warung milik keluarga besar. - Dokumen pribadi
Sebelum wabah corona menyebar, adik saya juga ikut berjualan rujak bersama bibi di warung milik keluarga besar. - Dokumen pribadi
Selain itu, di berbagai toko dan pasar, sudah ada pembatasan mengenai jumlah barang yang boleh dibeli oleh masyarakat. Contohnya gula pasir yang hanya boleh dibeli maksimal 2 kg. Dengan membeli secara bertahap dengan jumlah cukup, tindakan ini juga turut membantu usaha pemerintah untuk menjaga makroprudensial. Kegiatan yang harus dijalankan bersama oleh pemerintah, Bank Indonesia, dan masyarakat.

Membeli bahan kebutuhan pokok dengan jumlah wajar adalah cara cerdas untuk menjaga stabilitas sistem keuangan. - Dokumen Pribadi
Membeli bahan kebutuhan pokok dengan jumlah wajar adalah cara cerdas untuk menjaga stabilitas sistem keuangan. - Dokumen Pribadi
Target yang dipatok oleh adik saya tidak muluk-muluk. Asal ada sedikit keuntungan dan modal kembali lagi sudahlah cukup. Baginya, yang lebih penting adalah bisa bertahan dan memiliki keahlian yang mumpuni untuk bisa tetap cerdas menjaga keuangannya. Sebuah hal yang cukup sulit dilakukan oleh para fresh graduate yang belum bekerja.

Lain halnya yang dilakukan oleh ayah saya yang semakin rajin membuat masker dari kain perca. Beliau mengumpulkan kain perca untuk dibuat masker nonmedis dengan berbagai tipe dan ukuran. Mulai anak-anak hingga dewasa. Dengan tekun, beliau membuat hampir seratus masker tiap hari untuk dijual di toko terdekat dan beberapa tetangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun