Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Tak Masalah Gagal PPDB Zonasi, yang Penting Bangkitkan Semangatnya

8 Juni 2020   06:42 Diperbarui: 8 Juni 2020   10:58 2642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekolah swasta yang masih membuka pendaftaran selepas PPDB zonasi biasanya dipersepsikan memiliki kualitas yang kurang baik.

Karenanya, bersekolah di sekolah negeri adalah tujuan utama, baik melalui jalur afirmasi maupun zonasi.

Dari berbagai kegiatan untuk membangkitkan semangat siswa ini, kadang ada sedikit celah untuk memasukkan mereka yang gagal ke sekolah negeri melalui jalur belakang. Tentu, dengan berbagai previlege seperti dari profesi tertentu maupun dana lebih.

Atau kalau tidak, menitipkan anak pada KK kerabat yang dekat dengan sekolah tujuan pun juga dilakukan. Walau sang siswa akan merasa bahagia, tetapi jika dipikir lagi ini menjadikan mereka akan berpikir bahwa segala kesulitan bisa diselesaikan dengan previlege.

Padahal, pada kehidupan selanjutnya, tidak semua masalah bisa diselesaikan dengan cara ini. Niat baik untuk sukses harus dimulai dari perbuatan yang baik. Mereka akan menemui kesulitan dalam mencari kuliah, kerja, atau bahkan percintaan nantinya.

Apakah tega memberikan konsep previlege ini demi tujuan sekilas diterima di sekolah negeri?

Jadi, tidak diterima di sekolah negeri bukanlah aib.

Untuk itu, jauh hari sebelum PPDB ini, melihat dan memberikan pandangan kepada mereka yang akan bersekolah adalah kunci. Agar mereka berhasil mereka tidak terlalu larut dalam kegembiraan dan ketika gagal tidak terlampau larut dalam kesedihan.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun