Untuk itu, agar suasana lebih cair dan saya tidak menjadi obyek penghakiman karena tak segera menikah, selain meminta doa, biasanya saya meminta mereka untuk sharing pengalaman seputar pernikahan. Simpel dan agar hati saya tidak terlalu baper dengan pertanyaan tersebut.
Untunglah, dari berbagai pertanyaan yang menghujam saya, banyak diantara penanya yang malah bersenang hati menceritakan pengalamannya. Kalau pun mereka tidak mau bercerita, bisa saja ada masalah di dalam rumah tangganya.Â
Namun, saya selalu mendapatkan cerita asyik kok dari mereka yang sudah menikah, baik yang baru atau lama. Meski demikian, bukan bermaksud mengulik dengan detail, yang terpenting agar pertanyaan kapan menikah tidak benar-benar menjadi obyek pembicaraan nirmakna dari awal hingga akhir pertemuan.
Memang, dengan pandemi covid-19 ini ada hikmahnya. Tak banyak sanak saudrara yang bertanya kapan nikah. Tak banyak omongan nyinyir mengenai masalah ini.
Hanya saja, kalau ada banyak hal baik yang menyertai pertayaan kapan nikah tidak bisa diterima saat ini, rasanya kok ada yang kurang ya. Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H