Coba bayangkan, betapa nikmatnya menu berbuka puasa yang kita santap setelah kita melewati proses panjang 14 jam menahan nafsu selama berpuasa. Enak sekali dan sangat memuaskan.Â
Namun, ketika saya bandingkan dengan hasil lomba Hardiknas, PAT, dan pembagian rapor, yang terjadi adalah yang penting sudah dilakukan dan ada laporannya. Walau proses pembelajaran dicantumkan dalam rapor, tetapi tidak semua wali murid mampu dan mau membacanya. Yang terpenting sudah mencapai nilai sekian.
Sudahkah mereka sadar, dengan seringnya ditinggalkan oleh guru mereka saat pelajaran berlangsung, itu membuktikan bahwa tugas guru tidak hanya mengajar di kelas saja? Sudahkah mereka siap untuk mendapatkan tekanan agar sang murid bisa mendapat hasil yang memuaskan walau itu harus dikorbankan dengan tidak menikmati proses di dalamnya?
Biarlah banyak calon siswa yang mendaftar di sekolah saya masih banyak yang bercita-cita menjadi seorang guru. Biarlah mereka bermimpi bisa mendedikasikan hidupnya untuk pendidikan orang di sekitarnya. Membangun solidaritas lewat dunia pendidikan.
Tak terasa pula, hari terakhir PPDB yang juga diadakan pada momen puasa itu usai. Kami pun siap mengemas dan mengumumkan siapa saja yang berhasil masuk ke sekolah kami dan masuk dalam sistem pendidikan kami. Saking banyaknya kegiatan yang harus kami lakukan, saat beberapa guru melihat kalender, mereka baru tersadar dan berceletuk.
Lebaran Sebentar Lagi. Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H