Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
Yang saya hormati, para pembaca Kompasiana di mana pun berada.
Yang saya banggakan, rekan-rekan Kompasianer dari segala penjuru dunia.
Pertama-tama, marilah kita bersyukur kepada Allah SWT karena bekat limpahan rahmat dan hidayah-Nya kita masih bisa berkumpul dalam momen tebar hikmah Ramadan edisi kali ini. Tak  lupa, marilah kita tetap mencurahkan salawat serta salam kepada Rasulullah SAW.
Jamaah Kompasiana yang berbahagia.
Kita semua sudah tahu bahwa saat ini kita mendapatkan cobaan yang begitu berat dari Allah SWT. Cobaan yang belum pernah kita duga dan bayangkan sebelumnya. Virus covid-19 yang menjalar ke seluruh dunia kini telah juga kita rasakan dampaknya.
Ada yang kehilangan pekerjaan. Ada yang mendapat sakit ini hingga berhari-hari. Dan ada pula yang harus merelakan momen berkumpul bersama keluarganya. Banyak diantara kita yang merasakan kesedihan akibat dampak penyakit ini.
Tentu, sebagai manusia biasa yang memiliki keinginan untuk bisa bahagia di dunia ini, kita menjadi resah dan khawatir. Sampai kapan kita akan mengalami hal yang tidak mengenakkan ini? Sampai kapan kita bisa bertahan dalam wabah yang telah merenggut banyak jiwa ini?
Jamaah Kompasiana yang berbahagia.
Kalau kita renungkan bersama, sesungguhnya Allah SWT memberikan cobaan dalam bentuk kesenangan dan kesusahan. Nyatanya, kita sebagai manusia malah sangat bahagia ketika diberi ujian kesenangan. Harta yang banyak, istri yang cantik, pekerjaan yang bagus, dan sebagainya.
Tapi kita lupa bahwa kesenangan tersebut adalah juga ujian. Ujian bagi kita untuk mawas diri dan tetap menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya. Kita tidak boleh larut dalam kesenangan itu agar saat roda berputar, maka kita tidak akan merasa sedih yang amat sangat.
Adanya wabah covid-19 ini bisa jadi salah satu peralihan cobaan hidup dari yang berwujud menyenangkan menjadi hal yang menyedihkan. Saat sebelumnya kita memiliki pekerjaan yang bagus dan penghasilan yang banyak, tiba-tiba lenyap akibat pembatasan yang terjadi.
Maka, banyak diantara kita yang awalnya begitu gembira, memiliki banyak keinginan di tahun ini serta banyak capaian duniawi yang ingin kita rengkuh menjadi pesimis seketika. Malah, beberapa diantara kita ada yang mulai kehilangan semangat untuk tetap hidup dan bangkit di tengah pandemi ini.
Jamaah Kompasiana yang berbahagia.
Pada hakikatnya, semua yang kita miliki ini adalah milik Allah SWT. Termasuk tubuh dan nyawa kita. Ketika kita mengalami perubahan hidup di dunia ini, itu semua juga tak lepas dari campur tangan Allah SWT. Kecewa berlebihan dan gembira berlebihan bukanlah hal yang dianjurkan oleh Allah SWT.
Dalam Surat Al-Baqarah ayat 155 Allah SWT telah berfirman:
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
Ayat ini menggambarkan sekaligus mengajak kita untuk tetap sabar dalam kondisi apa pun. Allah telah memberikan kita cobaan hidup seperti sekarang ini dengan maksud ada berita gembira yang tersembunyi di dalamnya. Berita bagi siapa saja yang bertahan dan berprasangka baik kepada-Nya serta percaya bahwa akan ada pertolongan dari-Nya maka akan bisa melewati ini semua.
Kita juga harus memiliki keimanan yang kuat untuk tidak goyah terhadap segala hal yang bisa menggerogoti kepercayaan kita pada segala kuasa-Nya. Kita harus tetap percaya bahwa Allah SWT menjamin hidup kita asal tetap berusaha sebaik-baiknya dalam mengarungi kehidupan.
Jamaah Kompasiana yang dirahmati oleh Allah SWT.
Pelajaran dari orang-orang terdahulu dalam mengalami masa sulit harusnya bisa kita ambil hikmahnya. Dengan keterbatasan teknologi yang ada, mereka mampu bertahan dan melewati berbagai masa sulit.Â
Wabah penyakit, bencana alam, hingga perang menjadi makanan yang akhirnya membuat mereka semakin tangguh. Membuat mereka beradaptasi dengan kondisi yang ada dan tetap melanjutkan kehidupannya.
Mereka percaya bahwa di balik kesulitan yang dihadapi, pasti ada sebuah kemudahan di dalamnya. Mereka percaya bahwa dengan kekuatan dari-Nya, segala permasalahan serumit apapun pasti akan bisa dijalani. Terutama, bersama orang-orang sekitar yang juga mengalami hal serupa. Dengan bersatu dan memperkuat solidaritas, kita akan lebih mudah menghadapi cobaan ini. Â
Untuk itulah, Â tetap kuatkan hati, jernihkan pikiran, dan pupuk solidaritas terhadap sesama, serta tentunya menyerahkan semuanya pada-Nya setelah berusaha sebaik-baiknya adalah kunci agar kita bisa melewati pandemi ini.
Bulan puasa banyak manfaatnya
Jangan lupakan untuk tetap beritikaf
Cukup sekian siraman rohani saya
Ada kurang lebihnya saya memohon maaf
Putus Asa Menghadapi Corona? No Way lah!
Wasaalamualaikum warahamtullahi wabarokatuh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H