Buka bersama keluarga jadi lebih intens. Percakapan antar anggota keluarga menjadi lebih baik karena dalam sebulan penuh ini berbuka puasa akan dilakukan di rumah saja. Jikalau pada tahun-tahun sebelumnya hampir tiap bulan setiap anggota keluarga pergi berbuka puasa dengan komunitasnya sendiri-sendiri, kini hal itu tak akan terjadi.
Corona juga membuat kegiatan buka bersama yang dilanjutkan dengan nongkrong bersama pun tak akan bisa terjadi. Biasanya, bukannya ibadah, setelah buka puasa bersama malah dilanjutkan dengan kongkow bersama. Alasan jarang bertemu pun jadi acuannya. Padahal, kalau mau, kegiatan itu bisa dilakukan sebelum waktu berbuka dimulai.
Ini juga jadi renungan untuk memanfaatkan waktu ibadah tarwih dan ibadah lainnya dengan sebaik-baiknya. Ibadah yang sering terganggu dengan acara buka bersama kini bisa lebih difokuskan. Tak ada lagi distraksi buka bersama yang menjadi alasan untuk tidak salat tarawih.
Terakhir, lantaran wacana buka puasa bersama akan hilang akibat wabah corona ini, maka ini momen terbaik untuk berbagi kepada sesama. Dana yang digunakan untuk buka bersama bisa teralihkan untuk membantu mereka yang sedang mengalami kondisi sulit di musim pandemi ini. Hitung saja, jika setiap buka puasa bersama menghabiskan sekitar 20.000 hingga 25.000 rupiah, berapa rupiah yang bisa kita sisihkan untuk membantu bersama. Lantaran, makan bersama keluarga akan jauh lebih murah.
Bisa jadi, corona adalah tamparan keras bagi kita yang suka mempermainkan acara buka bersama dan menggunakannya sebagai wacana. Sesuatu yang terlihat remeh, tetapi jika direnungkan secara mendalam, adanya penyakit ini benar-benar memiliki pelajaran yang bermakna. Bagi mereka yang suka menggampangkan acara buka bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H