Akhirnya, ketika terjadi hal semacam ini, okelah yang bersangkutan bisa menjalin networking dari satu tempat ke tempat lain dengan cepat. Namun, saat kepercayaan yang ia dapat tidak dilaksanakan dengan baik, dengan cepat apa yang ia lakukan juga akan tersebar ke jejaring lainnya.Â
Akibatnya, dengan cepat pula kepercayaan padanya akan turun dan pekerjaan pun tak akan menghinggap lagi. Contoh kasus penipuan berkedok investasi adalah salah satunya. Betapa keagungan networking akhirnya sirna jika tak diimbangi dengan skill dan komitmen untuk bekerja.Â
Pengalaman pribadi sempat sih mencoba untuk memperluas networking saat saya akan mengekspansi suatu kota tertentu dan mencari beberapa orang yang mau membuka cabang bimbel saya.Â
Namun, niat ini saya urungkan dengan alasan tanpa membuka banyak cabang pun ternyata murid saya juga sudah membludak.Â
Networking itu bermuara pada omongan mulut ke mulut dari wali murid yang merekomendasikan saudara, kerabat, atau rekan yang lain untuk les ke tempat saya.
Dari gethok tular semacam ini nyatanya netrowking yang saya bangun cukup berhasil juga. Saya malah tidak lagi membuat selebaran promosi yang saya bagi ke sekolah atau ke perumahan warga.Â
Saya fokus menjaga kualitas dan memperbanyak tutor berkualitas serta pendukung lainnya agar networking yang sudah saya bangun bisa tetap terjaga malah kalau bisa ditingkatkan.Â
Percayalah, dengan skill yang mumpuni, komitmen untuk bertanggung jawab, dan komunikasi yang baik, maka networking akan berjalan dengan baik. Kepercayaan pun akan tumbuh dan pergaulan kerja kita akan semakin luas.Â
Jadi, membangun networking sangatlah perlu, tapi kalau tidak mengasah skill dan memiliki komitmen kuat, ya sama aja bohong.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H