Saya membatin. Perubahan itu benar-benar besar ya. Dulu selepas saya foto di kampus beberapa kali jepretan rasanya sudah puas. Ya sudah, saya pun ikut dan menuju studio foto yang telah ia pilih. Tak dinyana, kami pun harus antre panjang lantaran begitu banyak keluarga yang juga ingin mengabadikan momen wisuda itu. Mereka juga berbalut baju seragam yang bagus dan dandanan yang oke. Saya yang habis kehujanan jadi minder lantaran penampilan saya yang sudah tak karuan. Untunglah studio foto tersebut juga menyediakan ruang ganti dan make up sehingga saya bisa berias sebentar.
Panjangnya proses dokumentasi acara wisuda yang linear dengan perjalanan para wisdawan dalam meraih gelar memang wajar. Kapan lagi mereka bisa megabadikan momen tersebut sebelum benar-benar terjun ke dunia nyata?
Walau bagi saya hal ini cukup berlebihan tapi saya memaklumi dengan perkembangan dunia digital yang semakin pesat. Pembentukan citra diri dengan berhasil menempuh pendidikan S-1 masih menjadi persepsi umum masyarakat Indonesia. Terlebih, kebanyakan dari mereka adalah para perantau dari daerah yang cukup sulit mendapatkan gelar semacam ini. Entah bagaimana perjalanan mereka nanti di tengah sulitnya mencari kerja, itu urusan belakangan. Yang jelas gelar sarjana sudah didapat dengan dokumentasi yang begitu banyak.
Selamat atas keberhasilannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H