Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Citra Diri dan Proses Panjang Dokumentasi Acara Wisuda Masa Kini

3 Maret 2020   09:09 Diperbarui: 3 Maret 2020   09:15 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang wisudawati berpose di sebuah studio foto. Dokumen Pribadi

Wisudawan asal Sierra Leone yang datang dengan seorang rekannya. Dokumen Pribadi
Wisudawan asal Sierra Leone yang datang dengan seorang rekannya. Dokumen Pribadi
Perjalanan mengabadikan momen wisuda belum berakhir. Adik saya berkata bahwa masih ada beberapa lagi sesi photo shoot di sebuah studio foto di Kota Malang. Belum selesai juga?

Saya membatin. Perubahan itu benar-benar besar ya. Dulu selepas saya foto di kampus beberapa kali jepretan rasanya sudah puas. Ya sudah, saya pun ikut dan menuju studio foto yang telah ia pilih. Tak dinyana, kami pun harus antre panjang lantaran begitu banyak keluarga yang juga ingin mengabadikan momen wisuda itu. Mereka juga berbalut baju seragam yang bagus dan dandanan yang oke. Saya yang habis kehujanan jadi minder lantaran penampilan saya yang sudah tak karuan. Untunglah studio foto tersebut juga menyediakan ruang ganti dan make up sehingga saya bisa berias sebentar.

Sepasang kakek nenek yang menghadiri wisuda cucunya. - Dokumen Pribadi
Sepasang kakek nenek yang menghadiri wisuda cucunya. - Dokumen Pribadi
Kami difoto dengan fotografer profesional. Berganti latar belakang dan aneka gaya. Bapak ibu saya yang jarang sekali berfoto sampai kikuk lantaran harus bergaya dengan model apa. Total, kami menghabiskan sekitar 50 kali jepretan pada sesi photo shoot tersebut.

Panjangnya proses dokumentasi acara wisuda yang linear dengan perjalanan para wisdawan dalam meraih gelar memang wajar. Kapan lagi mereka bisa megabadikan momen tersebut sebelum benar-benar terjun ke dunia nyata?

Walau bagi saya hal ini cukup berlebihan tapi saya memaklumi dengan perkembangan dunia digital yang semakin pesat. Pembentukan citra diri dengan berhasil menempuh pendidikan S-1 masih menjadi persepsi umum masyarakat Indonesia. Terlebih, kebanyakan dari mereka adalah para perantau dari daerah yang cukup sulit mendapatkan gelar semacam ini. Entah bagaimana perjalanan mereka nanti di tengah sulitnya mencari kerja, itu urusan belakangan. Yang jelas gelar sarjana sudah didapat dengan dokumentasi yang begitu banyak.

Acara wisuda menjadi berkah bagi penjaja pernak-pernik wisuda. Sayang, hujan keburu datang. - Dokumen Pribadi
Acara wisuda menjadi berkah bagi penjaja pernak-pernik wisuda. Sayang, hujan keburu datang. - Dokumen Pribadi
Semua memang ingin mendapatkan hal terbaik selepas foto yang mereka ambil dicetak. Namun, alangkah lebih baik lagi mereka yang mendapat gelar wisuda lebih relaistis bahwa sebenarnya pembelajaran sesungguhnya baru bisa mereka dapat di kehidupan selepas wisuda. Apapun pekerjaan dan kegiatan yang mereka lakukan, asal masih postitif dan berguna bagi bangsa dan negara, itu tidaklah masalah. Meski juga, apa yang kalian lakukan tidak sesuai dengan jurusan kalian.

Selamat atas keberhasilannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun