Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pasar Pangan Lokal Bernutrisi di Sekolah, Upaya Mengembangkan Jajanan Tradisional yang Sehat dan Murah Meriah

27 Februari 2020   10:14 Diperbarui: 27 Februari 2020   10:24 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain penggunaan tepung premix, substitusi bahan dasar nagasari juga bisa jadi alternatif. Kandungan nagasari yang biasanya kaya akan karbohidrat tapi kurang protein, vitamin, dan mineral bisa disiasati dengan penggunaan ubi jalar kuning sebagai bahan bakunya. Selain memiliki nilai gizi lebih, ubi jalar kuning juga akan menghasilkan warna, bentuk, aroma, tekstur, dan rasa yang lebih baik. Ubi jalar kuning juga kaya akan vitamin A yang berfungsi sebagai antioksidan penangkal radikal bebas.

Perbandingan nilai gizi nagasari premix dengan nagasari biasa. - Dokumen Pribadi
Perbandingan nilai gizi nagasari premix dengan nagasari biasa. - Dokumen Pribadi
Untuk itulah, kerja sama antara sekolah dengan para peneliti, seperti para mahasiswa yang memiliki konsentrasi di bidang pengolahan pangan lokal sangat penting. Mereka bisa melakukan alih daya teknologi sederhana kepada adik-adik di kedua sekolah tersebut atau pun sekolah lainnya. 

Sambil melakukan penelitian, mereka bisa  mempraktikkan pembuatan pangan lokal bernutrisi secara sederhana. Bukankah pembelajaran tematik sekarang berbasis proyek dan praktik? Pasar pangan lokal pun bisa menjadi tindak lanjut sehingga upaya untuk mempromosikan pangan lokal bernutrisi akan lebih berkembang lagi.

Nagasari bisa dikembangkan lagi dan lebih dipromosikan. - Dokumen Pribadi.
Nagasari bisa dikembangkan lagi dan lebih dipromosikan. - Dokumen Pribadi.
Tentu, upaya ini sangat penting dilakukan. Alasannya, dengan kekayaan hasil pertanian dan perkebunan Indonesia yang melimpah, seharusnya sudah tidak ada lagi anak-anak Indonesia yang kekurangan gizi. Kondisi yang bisa membuat banyak anak Indonesia mengalami gangguan konsentrasi belajar (disability learning). 

Makanya, kegiatan pasar pangan lokal bernutrisi ini hendaknya dikembangkan lagi di sekolah lain. Disamping itu, harus ada upaya berkelanjutan untuk meningkatkan hasil produksi dan konsumsi pangan lokal bernutrisi. Secara sederhana saja, mudah, dan menarik minat anak-anak.

Sekian mengenai liputan pangan lokal bernutrisi. Dari Kota Malang, Tim Kecambah : Ikrom Zain, Lilik Fatimah Azzahra, dan Desol melaporkan untuk Kompasiana.

****

Sumber:

(1) (2) (3) (4)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun