Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Beberapa Alasan Kompasianer Tak Lagi Menulis di Kompasiana

30 Januari 2020   08:12 Diperbarui: 30 Januari 2020   08:18 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa diantaranya mengirim pesan ke kita. Pesan itu tidak dikirim di Kompasiana, tetapi ke media sosial saya. Ada yang awalnya baik tetapi lama-lama jadi mengganggu. Berhubung saya tipe orang yang masa bodoh, saya sih tinggal memblokir mereka. Gampang saja.

Namun, ada juga, yang barangkali tidak nyaman diperlakukan seperti itu. Terutama,jika mendapati pesan dari orang yang tidak bisa membedakan antara fiksi dan kehidupan nyatanya. Serius ini mengganggu lho. S

eorang rekan wanita saya yang menulis di portal lain juga sering di-DM dengan orang-orang halu semacam ini. Ia pun akhirnya meninggalkan portal tersebut. Intinya, tiap penulis memiliki rekasi berbeda jika mendapatkan perlakuan demikian dan itu menjadi hak mereka untuk menulis di tempat lain jika dirasa lebih nyaman.  

Masalah Kenyamanan Laman

Beberapa rekan Kompasianer tak lagi menulis juga bisa karena sulit mengakses Kompasiana. Tidak bisa masuk juga menjadi salah satunya. Saya langsung menyebut Bu Majawati Oen yang kerap mengeluh lantaran beliau tak bisa masuk ke laman Kompasiana. 

Untunglah, saat menghubungi admin, beliau bisa kembali lagi masuk dan menulis. Namun, akhir-akhir ini beliau lama tak menulis dan saya memang putus kontak sejak ponsel saya hilang. Bisa jadi, beliau juga sedang sibuk seperti saya yang juga mengelola bimbel. Positive thinking saja kan?

Masalah iklan juga perlu untuk menjadi sorotan karena memang saya sendiri cukup terganggu dengan banyaknya iklan yang bermunculan. Saya juga mohon maaf tidak bisa membalas komentar yang masuk karena laman yang saya akses sering memuat ulang di kala ada komentar yang ingin saya tulis. Saya sudah mengirim pesan WA ke admin dan masih dalam proses penyelidikan.

Kehabisan Ide

Ini masalah klasik bagi penulis mana pun. Iya, kehabisan ide mau menulis apa. Saya juga sih sebenarnya di akhir Januari ini bingung mau menulis apa lagi. Mau menulis fiksi saya juga enggak bisa. Ada sih beberapa ide tulisan yang muncul tetapi saya tahan dulu. 

Bisa jadi, beberapa Kompasianer yang vakum memilih menghentikan dulu kegiatan menulisnya untuk mencari ide, sumber bacaan, foto, dan lain sebagainya. Bisa jadi juga, setelah vakum menulis, yang bersangkutan muncul dengan tulisan yang spektakuler dan membuat wow.

Berbagai alasan tersebut bagi saya wajar-wajar saja. Menulis di Kompasiana juga kegiatan yang menyenangkan kan. Kalau nantinya dipaksa-paksa, kecuali ada event yang mengharuskan menulis di sini, rasanya kok berlebihan ya. Bagi saya, sesuatu yang timbul dari hati yang bersih, pikiran tenang, dan niat yang tulus akan membawa dampak yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun