Jika satu rekan saya membaca sekitar 100 story per hari, maka ia harus membutuhkan waktu selama 500 detik atau hampir 10 menit. Belum membaca feed dan memberikan komentar. Belum lagi jika story yang dilihat lebih dari 100 buah, berapa waktu yang dibutuhkan untuk melihat semua story di media sosial?Â
Persepsi saya diamini oleh laporan dari Mobile Ecosystem Report 2019 yang menyatakan bahwa orang Indonesia rata-rata menghabiskan waktu selama hampir 3,5 jam per hari untuk mengakses jejaring sosial. Waktu selama itu bisa digunakan untuk membaca buku.Â
Jika kecepatan membaca buku rata-rata orang adala 300 kata per menit, maka waktu tersebut bisa digunakan untuk membaca 63.000 kata atau setara dengan 100-140 halaman buku. Ya bolehlah dikatakan sekitar bagian buku jika dihitung kasar. Lumayan kan?Â
Dari alasan ini, saya jarang -bahkan hampir tidak pernah- membaca story medsos teman. Biarlah saya dikatakan sombong. Yang penting waktu saya tidak terbuang sia-sia dan bisa digunakan untuk membaca buku.
Saya mungkin hanya mengunggah story cukup banyak dan baru akan membuka kembali jika ada yang menanggapi.Â
Oh ya, mengurangi membaca media sosial dan mengalihkan untuk membaca buku ternyata membuat hati lebih bahagia. Tidak percaya? Coba saja.Â
Kedua, pilih jenis buku apa yang kita sukai.Â
Kalau saya sih senang buku sejarah tokoh, tata kota, perkembangan ilmu kimia, dan juga pendidikan. Untuk fiksi, saya malah lebih senang membaca cerpen dibandingkan novel lantaran ada banyak cerita yang bisa saya baca.Â
Ini juga tergantung preferensi. Yang jelas, saya tidak terlalu suka untuk mengikuti tren buku yang sedang laris dibaca. Biasanya, saya secara acak menemukan buku dari rekomendasi buku yang saya baca sebelumnya atau ada ulasan di blog yang saya baca.Â
Dengan membaca buku yang kita suka, maka kita juga akan semangat untuk membacanya dan segera menuntaskannya. Kita akan penasaran akan ada informasi apa lagi yang bisa kita dapat.Â
Dan tentunya, dengan membaca buku yang kita suka, kita akan bisa mendalami lebih jauh untuk menekuni bidang minat yang kita dalami.Â
Ketiga, datang ke perpusatakaan.Â
Membaca buku paling menyenangkan adalah di perustakaan. Selain lebih hening, di sini kita juga bisa memilih buku mana saja yang kita suka dengan lebih rapi dan teratur.Â