Mangkunegara VII yang menguasai Banjarasari, wilayah yang kini berstatus kecamatan di Solo, sadar akan hal itu. Terlebih, Kampung Kestalan, perkampungan yang berada di sekitar Ponten Ngebrusan ini dikenal sebagai kampung yang dekat dengan kandang kuda milik Legiun Kadipaten Mangkunegaran.Â
Artinya, tak semata untuk mandi dan buang air semata, kedekatan warga sekitar pada zaman itu dengan hewan peliharaan membuat daerah ini penjadi prioritas sang adipati dalam pembangunan ponten ini.
Sungai yang mengalir di sekitar ponten juga menjadi perhatian sang raja. Dengan disiplin yang cukup tinggi, ponten ini diwajibkan untuk dibersihkan sehari dua kali. Sang adipati juga tak jarang turun langsung untuk meninjau sendiri kebersihan ponten ini. Jika sekarang, blusukan pun akan dilakukan sang adipati agar segalanya bisa berjalan baik.


Solo masihlah pusat kebudayaan Jawa dengan segenap tata krama yang dijaganya. Solo masih banyak menyimpan bangunan fisik yang mendukung pembangunan mental warganya. Ponten Ngebrusan ini adalah salah satu buktinya. Meski tidak diperuntukkan bagi putri raja, ponten ini menjadi bukti bahwa ada pemimpin yang benar-benar mencintai rakyatnya.Â
Sumber:
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI