Berbicara mengenai konstelasi politik akhir-akhir ini, saya lebih tertarik untuk mengulas mengenai eksistensi Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Walau gagal masuk Senayan, namun kehadiran partai ini cukup menyita publik. Beberapa nama tenar yang cukup menarik perhatian berhasil meraih suara tinggi dalam pileg kemarin.Â
Sebut saja Tsamara Amany, Grace Natalie, dan Rian Ernest yang mendominasi perolehan suara di DKI Jakarta. Meski suara mereka akhirnya dihanguskan karena partai ini tidak lolos ambang batas parlemen, masih ada banyak nama yang lolos di DPRD Kota, Kabupaten, maupun Provinsi, terutama di kota-kota besar.
Mereka cukup menarik perhatian lantaran kebanyakan berasal dari masyarakat biasa dan bukan pemegang dinasti politik. Beberapa diantaranya malah muncul dari kalangan masyarakat menengah ke bawah. Sontak saja, kehadiran mereka mencuri perhatian khalayak dan patut ditunggu kiprahnya di parlemen lokal.
Siapa saja mereka?
Sosok pertama adalah Antonius Yogo Prabowo yang menjadi satu-satunya wakil PSI di DPRD Kota Surakarta. Mas Yogo menjadi caleg fenomenal lantaran selain bisa mematahkan dominasi PDIP di Kota Solo, ia juga berhasil maju menjadi caleg dengan dana yang tak terlalu banyak. Hebatnya, ia berhasil menumbangkan beberapa petahana anggota DPRD Solo yang kembali maju di pileg 2019 ini.
Selama masa kampanye, Mas Yogo menggunakan kampanye kreatif berupa workshop menanam hidroponik bersama ibu-ibu, bermain gim Mobile Legend untuk menyasar pemilih pemula, hingga aktif di olahraga badminton.Â
Meski begitu, karena kerja kerasnya yang ulet, ia mampu meyakinkan konstituennya. Dengan perebutan kursi yang amat ketat, mantan satpam yang juga sempat banting setir membuka berbagai usaha ini akhirnya lolos menjadi wakil rakyat.
Di Kota Medan ada Bang Erwin Siahaan yang lolos menjadi wakil dari PSI untuk DPRD Kota Medan. Bang Erwin yang hanya berprofesi sebagai driver ojek online benar-benat fenomenal.Â
Semangat tak kenal lelah untuk turun ke lapangan dan menyapa warga melalui warung kopi dan berbagai komunitas lokal akhirnya mengantarkannya ke parlemen lokal.Â