Upaya untuk memprovokasi semacam itu juga harus dihentikan. Konflik kedua etnis ini tidak semudah menukar wilayah enklave Serbia dengan enklave Albania. Adegan kakek Nenad yang begitu ingin dikuburkan di Kosovo, bukan di Serbia adalah bukti nyata itu. Meski ia adalah orang Serbia, namun Kosovo merupakan tanah kelahirannya dan Albania adalah saudaranya. Pesan inilah yang coba disampaikan walaupun berbeda etnis dan agama dengan latar belakang konflik yang panjang, bagaimanapun hidup berdampingan adalah hal terbaik.
Di Beograd, Serbia, Nenad malah diejek sebagai orang Albania. Sekolah harusnya juga menjadi dasar peredam bibit konflik SARA. Sumber : Enklava film./ Screenshoot pribadi
Gambaran kerugian akibat konflik yang tak kunjung selesai juga tergambar apik dalam film ini. Ketika rumah, tempat ibadah, dan fasilitas umum harus rusak menjadi bukti nyata itu. Bukti yang semakin miris ketika pendidikan seorang anak tak bisa berlangsung dengan baik. Saat Nenad tak bisa sekolah lagi lantaran sekolahnya ditutup untuk waktu yang tidak bisa ditentukan.
Pesan bagi Indonesia dan dunia
Walau film ini dikritik lantaran lebih condong memihak orang Serbia, bukan berarti kisahnya tak bisa dijadikan hikmah. Sebagai negara multi etnis, Indonesia juga harus bisa banyak belajar. Kebencian antar etnis dan agama benar-benar mengerikan. Terusir, terbunuh, dan masa depan kelam menjadi gambaran yang bisa dipetik dalam film ini.
Tidak ada yang menang dalam sebuah konflik. Sumber : Enklava film./ Screenshoot pribadi
Begitu pula masyarakat internasional. Kasus penembakan di masjid New Zealand menjadi bukti nyata itu. Kebencian etnis dan agama tak mengenal pandang bulu termasuk di negara yang dianggap paling damai sekalipun. Meski berbeda, namun saudara yang berlainan SARA dengan  kita tidak untuk kita musuhi. Bukankah Tuhan menciptakan kita berbeda agar kita saling mengenal?
***
Sumber:
(1) (2) (3)Â (4)
Â
Â
Lihat Film Selengkapnya