Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Teman Imajinasi, Metode Jessica, dan Segala Hal di Dalamnya

21 Januari 2019   10:39 Diperbarui: 22 Januari 2019   20:27 976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sosok yang sering muncul adalah sosok yang mampu menembus benda di depannya. Sosok itu akan terlihat sempurna kala sebuah mobil menabraknya. Ia akan muncul setelah seorang anak mengetahui ada orang terdekatnya meninggal karena kecelakaan mobil. 

Kadangkala, sosok teman imajinasi yang diciptakan seorang anak bisa benar-benar detail. Mereka akan tahu kehidupan pribadi sang teman. Dengan siapa mereka tinggal, apa makanan kesukaan mereka, berapa jumlah saudara mereka, hingga apa hobi mereka.

Dari penelitian tersebut juga dikemukakan bahwa sebagian besar dari anak-anak yang memiliki teman imajinasi sadar teman mereka hanyalah khayalan belaka. Mereka juga sadar teman imajinasinya bisa datang dan pergi kapan saja. 

Seingat saya dulu, saya juga akan melupakan Tumtum kala teman-teman nyata saya mulai berdatangan dan kami bersiap untuk bermain bersama. Si teman imajinasi akan muncul kembali di saat saya sendirian dan butuh teman.

Jika dilihat sepintas, anak-anak yang memiliki teman imajinasi cenderung memiliki masalah sosial. Namun, anak-anak seperti ini ternyata memiliki keceriaan dan mampu mengerjakan tugas lebih baik. Menurut penelitian yang sama, anak yang memiliki teman imajinasi bukanlah sesuatu hal yang dikhawatirkan. 

Bisa jadi, teman imajinasi adalah jawaban dari rasa nyaman saat seorang anak mengalami kesulitan. Walau demikian, komunikasi dengan anak secara nyata, terutama ketika masalah adalah cara yang paling baik. Ketimbang, membiarkan mereka terus berimajinasi dengan teman khayalan mereka.

Anak sulung, anak tertua, dan anak yang jarang melihat televisi akan berpeluang lebih besar untuk menciptakan sosok teman imajinasi. Sosok-sosok ini akan mulai hilang ketika usia mereka beranjak besar. Lalu, bagaimana jika saat mereka sudah besar namun masih memiliki teman imajinasi?

Ketika dewasa, teman imajinasi ya harus dilepas. - Dokpri.
Ketika dewasa, teman imajinasi ya harus dilepas. - Dokpri.
Inilah yang perlu menjadi perhatian. Di sebuah blog ruqyah, saya pernah membaca seorang gadis remaja yang harus di-ruqyah karena memiliki teman imajinasi. Berupa sosok anime manga yang sangat tampan. 

Kumpulan sosok ini yang membuat sang gadis sangat bersemangat dalam melakukan aktivitasnya, namun ia lebih suka menyendiri di dalam kamar. Setelah di-ruqyah, sosok imajinasi ini kemudian berubah dari sosok yang tampan menjadi sosok yang menyeramkan.

Walau hal ini masih menjadi misteri dan sering diperdebatkan, nyatanya ada sebuah metode khusus bagi orang dewasa yang ingin memiliki teman imajinasi. Metode bernama Metode Jessica ini bahkan telah banyak dibuat e-book maupun pelatihannya. 

Tak sekadar membuat rekaan teman imajinasi, dengan Metode Jessica seseorang bahkan bisa membuatnya sebagai asisten pribadi. Yang mampu membantu permasalahan pribadi dan memberikan efek positif di dalam kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun