Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Melihat Sam Sutiaji Mulai Menata Malang Menjadi Kota Cerdas

19 Januari 2019   08:33 Diperbarui: 19 Januari 2019   08:58 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya adalah salah satu warga Kota Malang yang cukup apatis, pesimis, dan memiliki aneka premis bahwa kota yang saya tinggali akan "begitu-begitu saja".

Sikap ini saya ambil setelah Kota Malang diguncang badai politik berupa penahanan sang Mantan Walikota beserta beberapa jajarannya plus empat puluh satu dari empat puluh lima anggota DPRD Kota. Bisa dibayangkan, apa yang bisa diharapkan dari sebuah kota semacam ini? 

Jangankan memikirkan bagaimana Kota Malang bisa menjadi kota yang lebih maju, atau katakanlah menjadi kota cerdas dalam penilaian Indeks Kota Cerdas Indonesia (IKCI) 2018. Pemerintahan bisa berjalan dengan lancar dan tanpa kendala saja sudah syukur.

Ajaibnya, dari Data IKCI 2018, Kota Malang malah menempati posisi ketiga di bawah Kota Denpasar dan Kota Surakarta untuk kategori kota besar. Malang meraih predikat itu dengan memiliki indeks sebesar 60, 21. 

Dari beberapa indikator penilaian dalam IKCI, Kota Malang memiliki nilai cukup tinggi dalam aspek partisipasi masyarakat, kualitas hidup, dan lingkungan. Ketiga aspek itulah yang berperan besar sehingga Malang masih dianggap sebagai kota cerdas, sesuai mottonya yang tersebar dalam berbagai BKS Siswa Sekolah Dasar di seluruh Kota Malang: Cerdas, Ceria, Cemerlang.

Partisipasi masyarakat sangat penting dalam membantu penilaian Kota Malang sebagai kota cerdas. Sejak dilantik pada akhir September 2018 lalu, Wali Kota Malang, Sutiaji, atau juga dikenal dengan Sam (sebutan Mas dalam Bahasa Malangan) Sutiaji, langsung melakukan banyak gebrakan. Salah satunya adalah memaksimalkan aplikasi Sambat Online yang memuat keluhan warga Kota Malang dalam kehidupan sehari-hari.

Aplikasi ini memang sudah diluncurkan pada pemerintahan walikota sebelumnya. Sayang, akibat tidak transparansinya pemerintahan kala itu, aplikasi ini seakan mati suri. Warga Malang pun kerap menumpahkan kekecewaan dan keluhannya pada akun Twitter @infomalang atau FP Komunitas Peduli Malang Raya. Mengingat keduanya bukan akun resmi pemerintahan dan dikelola secara swadaya oleh masyarakat, maka hanya kekuatan "up" yang bisa digunakan. Untuk langkah selanjutnya, para admin akun-akun tersebut hanya bisa meneruskan ke akun resmi Pemkot Malang yang tak segera mendapat jawaban.

Melihat kekurangan itu, Sam Sutiaji segera mengaktifkan beberapa akun media sosialnya. Dimulai dari Instagram, beliau langsung mengunggah salah satu aktivitasnya yang cukup berbahaya. Beliau mencoba untuk mengurai kabel-kabel yang menganggu di sekitar Jalan Borobudur, Blimbing, Kota Malang. Kegiatan ini dilakukan setelah adanya keluhan warga mengenai banyaknya kabel telepon, internet, dan kabel listrik yang menjuntai dengan indahnya.

Dari kegiatan ini, pada awalnya masyarakat Kota Malang masih sedikit pesimis akan aksi sang wali kota. Namun, begitu akun twitter milik Ebes menjawab satu per satu keluhan warga, optimisme itu langsung muncul. 

Saya sendiri telah membuktikannya bahwa Pak Wali memang benar-benar menjalin komunikasi dengan warganya. Saat itu, saya mencoba mengadu tentang tindakan sewenang-wenang yang dilakukan oleh oknum KS di tempat saya dulu mengajar seperti yang saya tulis di sini.

Dengan menyertakan link tulisan saya di Kompasiana, saya meminta Pak Wali segera menyelidiki masalah ini dan jika bisa mengusut oknum di Dinas Pendikan Kota Malang yang ikut bermain. Tak selang berapa lama, cuitan saya dibalas. Beliau berjanji akan segera menindaklanjuti kasus ini sembari memperlajarinya lebih dalam.

Lambat laun, cuitan demi cuitan pun dibalas. Dan tak sebatas membalas cuitan, Pak Wali juga langsung turun tangan menangani masalah yang dikeluhkan warganya. Salah satunya saat ditemukan parkir liar di lokasi pembangunan Mall baru di Kota Malang. 

Beliau langsung memerintahkan pihak Dishub Kota Malang untuk mengambil tindakan. Meski, kadangkala tindakan ini masih kurang tegas dengan hadirnya kembali parkir liar beberapa hari setelah penertiban. Namun, dengan keluhan berulang dari warga Kota Malang, secara perlahan pelanggaran tersebut berhasil ditekan.

Dalam mengatasi masalah kemacetan, Pemkot Malang pun akhirnya melakukan beberapa kebijakan setelah adanya sambat dari masyarakat. Salah satunya adalah rekayasa lalu lintas di jalan protokol Kota Malang yang dikenal sebagai pusat kemacetan. 

Walau awalnya menuai pro dan kontra, rekayasa ini akhirnya berjalan. Beberapa traffic light yang dulu mati sekarang dihidupkan guna meminimalisir oknum polisi ogah yang kurang dispilin dalam mengatur jalan.

Puncaknya, sebuah keputusan yang mengatur wali murid di kompleks sekolah yang menyebabkan macet pun ditekan. Keputusan ini memuat peraturan yang membatasi jam parkir dan area dropzone bagi wali murid karena seringkali jumlah kendaraan mereka benar-benar tidak terkendali.

Dalam beberapa waktu ke depan, Pemkot Malang akan mengadakan Musyawarah Rembug Kelurahan (Musrembang) di 57 kelurahan yang tersebar di 5 kecamatan di Kota Malang. 

Pak Wali mengajak kepada semua masyarakat Kota Malang untuk aktif berperan melalui RT/RW setempat yang menghadiri acara tersebut. Beliau sangat ingin banyak masalah di Kota Malang yang bisa tertampung sekaligus bisa dipecahkan di tingkat kelurahan sebelum nantinya ditindaklanjuti oleh Pemkot Malang.

Wali Kota Malang melakukan penertiban kabel yang mengganggu. - Dok. Humas Pemkot Malang
Wali Kota Malang melakukan penertiban kabel yang mengganggu. - Dok. Humas Pemkot Malang
Dalam bidang lingkungan, Wali Kota Malang tak henti-hentinya mengkampanyekan upaya mengurangi sampah plastik di Kota Malang. Edaran mengenai penggunaan sampah plastik pun telah dikeluarkan. 

Yang unik, beberapa jembatan yang melintas di atas sungai di Kota Malang diberi pagar berjaring. Tujuannya, agar warga kota tak membuang sampah di sungai. Kembali, walau menuai pro dan kontra serta beberapa sindirian, toh akhirnya usaha ini berjalan baik walau pada awal musim hujan kemarin Kota Malang tiba-tiba saja mendapat musibah banjir yang mengerikan.

Masih banyak pekerjaan rumah sang wali kota dalam menata kota ini. Dalam paparan hasil 99 hari kerja yang juga diunggah di media sosial, beliau sadar banyak hal yang harus segera dikerjakan dengan segera. 

Bertajuk tuntaskan kasus proyek warisan yang menyeret petinggi Kota Malang periode sebelumnya, proyek prestisius di Kota Malang masih perlu segera dikerjakan. Jembatan Kedungkandang, Pasar Blimbing, dan beberapa proyek gorong-gorong menunggu untuk segera dituntaskan Pak Wali dan jajarannya.

Walau demikian, pelan tapi pasti, warga Kota Malang tak perlu lagi silau dengan keberhasilan tetangganya, Kota Surabaya dalam usaha menata kotanya menjadi kota yang cerdas. Memang masih sangat dini untuk menyimpulkan, namun usaha Pak Wali bolehlah untuk diapresiasi. Apalagi, beliau juga berusaha dekat dengan warganya melalui media sosial, maka kriteria peningkatan kualitas hidup pun cukup terpenuhi. 

Dalam beberapa waktu ke belakang, beliau malah membuat satu trending topic di Twitter berupa jodohmalang. Segera, tagar ini  menjadi viral nasional. Mengkampanyekan kembali bahwa Kota Malang layak dihuni berkat manusia-manusia cerdas di dalamnya yang menata kota sehingga membuat siapa saja jatuh cinta.

Dalam caption di banner Twitternya, Sam Sutiaji berkata bahwa kota ini penuh potensi. Tantangan yang dihadapi tentu beragam dan bervariasi. Perlu aspirasi, koordinasi, dan komunikasi, dan tentu saja gagasan dan opsi-opsi solusi. Tanda kita peduli, dan siap bersinergi dalam kolaborasi.

Siap sam, sebagai warag Kota Malang saya siap untuk ikut andil bersama Pemkot dalam menata kota.

Sumber: 1, 2, dan 3. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun