Hari ini adalah hari paling spesial bagi PT KAI dan pengguna transportasi kereta api.
Bukan hari diskon besar-besaran yang menjadi andalan PT sepur. Namun, kejadian anjloknya kereta barang di Jatinegara menjadi petaka bagi seluruh perjalanan kereta api. Baik kereta yang melintasi stasiun tersebut maupun kereta lain di sepanjang jalur menuju dan dari ibukota.
Penumpang KRL dan beberapa kereta dari Stasiun Gambir, Pasar Senen, dan Jatinegara menjadi korbannya. Sumpah serapah, keluhan, bahkan umpatan terus memenuhi lini masa akun Twitter milik PT KAI.
Para penumpang keleleran hingga berjam-jam di beberapa stasiun tersebut. Tak hanya itu, beberapa penumpang di stasiun lain juga turut mendapatkan imbas dari gangguan yang terjadi pada tengah malam tersebut.
Walau telah dapat diatasi pada pagi hari ini, tak lantas perjalanan bisa berjalan dengan normal. Uraian panjang kereta-kereta yang antre menunggu normalisasi jalur cukup panjang.
Bahkan, beberapa rangkaian kereta belum bisa dipastikan kapan akan tersedia di stasiun pemberangkatan. Pihak PT KaI melalui akun resminya memang telah memberikan kompensasi berupa uang pengganti bagi calon penumpang yang tidak ingin melanjutkan kembali perjalanannya menggunakan kereta api.
Ada pula kompensasi berupa air mineral dan mie kemasan yang dibagikan kepada para penumpang. Sayang, penumpang sudah terlanjur kecewa.
Harapan mereka untuk bisa melakukan perjalanan tepat waktu menjadi sirna. Tak hanya itu, kejadian keterlambatan masal semacam ini sudah kali kedua pada bulan ini. Sebelumnya, jalur kereta api di Daerah Operasi 2 Bandung juga mengalami masalah yang berujung pada keterlambatan massal semacam ini.
Memang, masalah anjloknya kereta tak bisa diperkirakan. Namun, sebagai pihak satu-satunya yang menjalankan operasi kereta api, PT KAI seharusnya dapat meminimalisasi kejadian tersebut.Â
Bagi orang awam, terutama penumpang yang diinginkan adalah ketepatan waktu yang selama ini menjadi jargon PT KAI. Lantas, jika kelebihan yang dimiliki oleh PT KAI tersebut hilang dengan perlahan, maka jangan salahkan penumpang jika beralih ke moda transportasi lain. Terlebih, saat ini jika dibandingkan dengan moda transportasi lain semisal bus, harga tiket kereta api cukup mahal.
Gangguan massal berulang yang terjadi dalam waktu berdekatan ini seyogyanya harus dijadikan evaluasi menyeluruh. Bagaimana cara penanganan dengan tepat di jalur yang bermasalah, mengurai kemacetan kereta yang terdampak, hingga memberi informasi yang jelas kepada para calon penumpang yang menjadi korban.