Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kembang Kempis Merawat Ektrakurikuler Band di Sekolah Dasar

29 Oktober 2018   08:45 Diperbarui: 29 Oktober 2018   12:15 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penampilan dari Tim B di acara halalbihalal Kecamatan. - Dokumen Pribadi

Kami memprioritaskan siswa yang berbakat dan siswa yang benar-benar ingin belajar musik meski mereka belum mahir memainkan satupun alat musik. Untuk siswa yang hanya sekedar main-main, maka nama mereka pun terpaksa dicoret.

Semuanya harus kami lakukan karena keterbatasan alat, pengajar dan untuk menjaga keefektifan kegiatan. Alasan ini juga diamini oleh sang Kepala Sekolah. Menurut beliau, lebih baik peserta ekskul band ini sedikit namun berkualitas. Dengan peserta terbatas, maka pelatih juga bisa fokus untuk membuat program latihan yang maksimal.

Tak hanya itu, kami pun menyusun beberapa tim dalam ekskul band ini. Kami sepakat membentuk tiga tim layaknya formasi JKT48. Ada Tim A bagi siswa-siswi kelas 5 dan yang telah mahir bermain musik, Tim B bagi yang memiliki kemampuan menengah atau bisa juga siswa-siswi kelas 4, dan Tim C (Tim Trainee) bagi mereka yang belum bisa bermain musik sedikitpun atau siswa-siswi kelas 3. Artinya tidak selalu tim A,B, atau C diisi oleh tingkatan kelas yang sama. Namun, sepanjang perjalanan ekskul ini, jarang sekali ditemukan siswa kelas yang lebih rendah bisa masuk ke Tim A atau B. Biasanya  satu tim band berasal dari tingkatan kelas yang sama.

Suasana latihan dari Tim C (Tim Trainee). - Dokumen Pribadi
Suasana latihan dari Tim C (Tim Trainee). - Dokumen Pribadi
Mengingat tidak ada satupun festival band yang diadakan khusus untuk anak-anak SD, maka kami harus memutar otak agar mereka juga bisa tampil di hadapan umum. Kadangkala, mereka kami tampilkan sebagai ekshibisi festival band pelajar SMP, SMA, ataupun perguruan tinggi. Semuanya bertujuan melatih mental mereka dan mengukur seberapa jauh hasil latihan yang sudah dilakukan.

Selain tampil festival band, mereka juga kerap diundang kala ada acara pendidikan di Diknas, kecamatan, maupun kelurahan. Maka dari itu, format tiga tim tadi juga sangat membatu kala banyak undangan datang dari luar. Bagaimanapun, mereka masih berusia sekolah dasar yang memiliki keterbatasan jika mendapat jadwal yang padat. Maka dari itu, kami mengatur prioritas tim sebagai panduan siapa yang akan tampil di sebuah acara.

Tim A yang lebih senior biasanya akan tampil di acara dengan tingkatan tinggi semisal festival band atau acara Diknas. Tim B akan tampil di acara kecamatan seperti saat ada halalbihalal guru SD dan TK se-kecamatan. Sementara, Tim C akan tampil dalam acara di tingkat kelurahan atau acara sekolah. Dengan pembagian seperti itu, selain meminimalisir keletihan yang dialami peserta eskul band, mereka juga mendapatkan kesempatan yang sama untuk tampil.

Penampilan dari Tim B di acara halalbihalal Kecamatan. - Dokumen Pribadi
Penampilan dari Tim B di acara halalbihalal Kecamatan. - Dokumen Pribadi
Berbicara masalah kesulitan  yang dihadapi, tentu banyak sekali. Rintangan terbesar sebenarnya pada mood anak-anak yang naik turun. Dengan usia mereka yang masih belia dan target untuk bisa memainkan alat musik yang sebenarnya untuk usia yang lebih dewasa, maka seringkali mereka mogok latihan. Terlebih, jika ada konflik yang terjadi di dalam satu tim. Kekompakan tim pun seringkali harus diuji kala ada satu dua peserta sering tidak masuk. Tempo lagu pun akhirnya sering berkejar-kejaran. Makanya, di awal tahun pelajaran kami sering mewanti-wanti kepada mereka untuk tetap serius dalam berlatih meski harus dijalani juga dengan asyik dan nyaman.
  •                                                                                           Penampilan Tim A                                                         

Pemilihan lagu pun menjadi masalah tersendiri. Kala lagu-lagu anak kurang diminati, pelatih band pun coba sesekali memberikan lagu dewasa yang masih pantas dinyanyikan oleh mereka. Dalam memainkan lagu anak, aransemen baru yang menarik harus sesekali digunakan agar mereka tidak bosan.

Kesulitan lain tentu terdapat pada pemeliharaan alat musik yang kerap kali rusak. Namanya anak-anak, mereka belum paham menggunakan alat-alat tersebut dengan hati-hati. Terlebih, alat-alat tersebut berbasis elektronik. Selain berbahaya juga butuh banyak biaya untuk memperbaikinya ketika tidak bisa berfungsi dengan baik. Latihan band pun sempat vakum selama beberapa minggu saat dana BOS belum turun dan banyak alat band yang rusak. Tak hanya itu, tidak adanya ruangan khusus untuk latihan band membuat latihan harus bergantian dengan jadwal ekskul lain semisal tari dan karawitan.

                                                                                              Penampilan dari Tim C (Tim Trainee)

Walau mengalami kembang kempis, hingga kini ekstrakurikuler band di sekolah kami masih eksis. Bagi kami kini tak hanya sekedar menjadi ajang untuk melatih skill bermusik. Namun juga kami mencoba memberikan kesadaran kepada mereka bahwa dunia band ini cukup rentan kepada hal-hal negatif, terutama penggunaan narkoba. Kala sedari kecil mereka sudah diberi arahan semacam itu, maka pada suatu saat nanti mereka akan lebih sadar. Main band boleh tapi main narkoba jangan. Dan juga pengajaran untuk tetap berlatih serius dan fokus serta tidak merasa cepat puas dan menjangkiti star syndrome. Sebuah penyakit yang kini banyak menjangkiti generasi muda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun