Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Menjejaki Spirit Studi Agronomi di Candi Gunung Gangsir Pasuruan

1 Oktober 2018   09:36 Diperbarui: 1 Oktober 2018   16:54 1901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagian samping candi. - Dokumen Pribadi,

Jalan Tol Pandaan-Gempol. - Dokumen Pribadi
Jalan Tol Pandaan-Gempol. - Dokumen Pribadi
Beberapa menit kemudian, saya melihat pabrik saya dulu. Hanya melihat sekilas, motor pun saya geber kembali. Menembus area pabrik dan persawahan yang saling bergantian. Jalanan naik turun dan masih rusak.

Beberapa menit kemudian, saya sampai di sebuah perempatan. Dari perempatan ini jika mengikuti arahan GPS, harusnya saya berbelok ke arah timur menuju ke arah Bangil. Namun, saya tak menemukan tanda petunjuk arah menuju candi. Saya pun memutuskan untuk mengikuti petunjuk tersebut. 

Beberapa meter kemudian, tampak sebuah SD Negeri Gunung Gangsir yang berdiri kokoh. Naga-naganya, saya hampir sampai. Motor pun saya pelankan. Sesekali, saya menatap layar ponsel untuk memastikan apakah jalan yang saya lalui benar karena tidak ada satupun petunjuk ke arah candi ini.

Di sebuah gang, ponsel saya menunjukan letak candi yang sudah sangat dekat. Memutuskan masuk ke gang tersebut, saya berharap segera menemukan candi ini. Dan alamak, kejutan pun terjadi. 

Ada sebuah lintasan kereta api tanpa palang yang menghadang. Hanya ada perintah untuk menoleh ke kanan dan ke kiri. Tak ada satupun petugas yang mengatur laku lintas. Menyadari bahaya itu, saya mencoba hati-hati. 

Rupanya, lintasan kereta api ini adalah petak Bangil-Porong yang saya lalui ketika menaiki Kerata Api Penataran. Setelah berhasil melalui area berbahaya, mata saya langsung berbinar. Candinya sudah terlihat.

Ah, senangnya. Saya segera mencari lokasi parkir motor. Namun, tak ada parkiran motor di sana. Saya lalu mencoba menuju pintu masuk dan ternyata pintunya terkunci rapat. Saya hanya melihat anak-anak bermain di dekat pos jaga candi yang juga terkunci rapat. Lantas, dari mana anak-anak itu bisa masuk?

Anak-anak yang bermain bola di sekitar taman candi, - Dokumen Pribadi
Anak-anak yang bermain bola di sekitar taman candi, - Dokumen Pribadi
Rupanya, ada pintu samping yang terbuka begitu saja. Tak ada yang menjaga. Saya sempat ragu akan masuk karena tidak ingin dianggap akan melakukan hal-hal yang tak diinginkan. Tapi karena kepalang tanggung sudah jauh-jauh dari Malang, saya pun memutuskan masuk. Memarkirkan motor di samping pintu masuk, sebenarnya membuat saya merasa was-was.

Saya lalu masuk dan mulai memahami setiap bagian dari candi ini. Meski namanya ada kata gunungnya, namun candi ini tidak terletak di gunung atau di kaki gunung. Candi ini malah terletak di dataran rendah yang cukup dekat dengan laut.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Menurut Wikipedia, walaupun tidak terletak di gunung atau kaki gunung, candi ini masih tak jauh dari gunung yang dianggap suci, apalagi kalau gunung favorit saya, Gunung Penanggungan. Sedangkan, kata gangsir sendiri berasal dari kata "nggangsir" yang artinya menggali lubang di dalam tanah. 

Mengapa harus menggali lubang? Dari literatur yang saya baca, kegiatan "nggangsir" ini dilakukan untuk mencuri benda-benda berharga yang terdapat dalam bangunan candi. Waduh, iya juga sih. Lha dibiarkan terbuka begini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun