Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Di Balik Antiklimaks Pertandingan One Pride MMA

9 September 2018   09:22 Diperbarui: 10 September 2018   07:36 1252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petarung Pittbull Academy, Hafid Nur Maradi mengahajar sang lawan Deni Arif pada Fight Night ke-22 One Pride Arena. Hafid menang mudah dan memperoleh gelar juara. - Viva.co.id

Laga paling menarik pernah tersaji antara Suwardi melawan Rudi Agustian. Keduanya sama-sama tangguh dalam menyerang maupun bertahan. - Viva.co.id
Laga paling menarik pernah tersaji antara Suwardi melawan Rudi Agustian. Keduanya sama-sama tangguh dalam menyerang maupun bertahan. - Viva.co.id
Dalam wawancara yang dilakukan kepada Hafid, ia memberikan pernyataan bahwa keputusannya langsung memberikan tekanan kuat kepada sang lawan karena ia melihat celah kelemahan dari sang lawan tersebut. Ia berpikir untuk segera mengakhiri pertandingan atau ia akan diakhiri oleh sang lawan. 

Maka, dari statement ini terlihat jelas bahwa selain bisa melakukan teknik dalam beladiri, pemain MMA juga harus bisa memasang strategi yang tepat. Perhitungan kapan ia mampu bertahan dan kapan lawan menyerah juga harus jeli. Terlebih, seringkali wasit terlambat untuk menghentikan pertandingan kala salah satu petarung sudah menunjukkan tanda-tanda untuk tape out (menyerah).

Memang, pada pertandingan kemarin banyak didominasi dengan kemenangan satu hingga dua ronde. Pada pertandingan pertama perbaikan peringkat kelas flyweight antara Harinto Jaya dengan Jeremy Siregar berkesudahan di ronde kedua. Pun demikian dengan pertandingan semifinal kelas atom yang hanya berlangsung beberapa detik. 

Pertandingan ini dimenangkan oleh petarung asal Bandung Fighting Club, Ade Permana atas lawannya Anwar Hidayat. Pertandingan yang sangat tidak seimbang juga tersaji pada perbaikan peringkat kelas welterwight antara Theodorus Ginting dan Rysanda J Dirgantara. Theo, sang petarung nyentrik dari tanah Karo mudah sekali menghabisi Rysanda di ronde pertama. 

Sang lawan tak diberi satupun kesempatan untuk melakukan perlawanan. Pertandingan yang cukup seru justru tersaji pada  laga Celebrity Fight antara Verdy Bhawanta melawan Panji Addiemas. Meski kalah, Panji masih memberikan perlawanan seru hingga akhir ronde ke-2.

Lalu, mana yang lebih menarik, kemenangan cepat atau kemenangan lama dengan adegan berdarah-darah? Kemenangan lewat striking atau grapling?

Ternyata, menarik tidaknya kedua jenis kemenangan itu tergantung dari selera penonton. Di Amerika, penonton lebih puas melihat kemenangan lewat striking dengan TKO yang cepat. Lain Amerika, lain pula Jepang. Kemenangan melalui kuncian adalah kenikmatan pertandingan MMA yang sesungguhnya. Sama halnya dengan apa yang saya tunggu ketika Bang Hafid mulai perlahan melilit tubuh sang lawan. Setahap demi setahap. Entah cepat atau lambat.

Theodurus Ginting yang memastikan lawannya baik-baik saja. - Youtube One Pride MMA
Theodurus Ginting yang memastikan lawannya baik-baik saja. - Youtube One Pride MMA
Akhirnya, semua kembali kepada petarung itu sendiri. Bagaimanapun ia mengakhiri sang lawan, yang jelas sportivitas harus dijunjung tinggi. Seperti, yang dilakukan Bang Theodorus Ginting. Ia selalu memastikan keadaan sang lawan yang telah ia hajar habis-habisan selepas wasit menghentikan pertandingan. Bahkan, ia langsung segera memanggil petugas medis agar sang lawan yang tengah terkapar segera mendapat perawatan. Barulah, ia melakukan selebrasi kemenangannya yang sempurna. Bukankah itu makna olahraga yang sesungguhnya?

Selamat Hari Olahraga Nasional.

***

Sumber

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun