Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Di Balik Pengumuman Pensiun Menulis Mbak Trinity

2 September 2018   08:29 Diperbarui: 2 September 2018   18:00 3135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mbak T ketika ke Manchu Piccu. - Dokumen Pergidulu

Kadang, sedikit rasa pesimis bergelayut dalam hati ketika tulisan saya kalah jauh dibandingkan tulisan semacam 5 tempat menarik tadi yang dipenuhi komentar dan share berjibun. Manusiawi. Namun, jika pemikiran ini mulai menggelayut, saya mengembalikan lagi niat saya menulis. Berbagi, menghasilkan seni, dan menikmati proses di dalamnya.

Mbak T pun sempat berpikir akan banting setir menjadi selebgram saja dengan unggahan banyak foto namun miskin tulisan. Tentu, itu bukanlah yang ada di hati nuraninya. 

Maka, ia menulis bahwa bisa stres membayangkan hal itu. Belum lagi, jika linimasanya nanti dipenuhi aneka endorse produk yang biasanya dipenuhi aneka cerita menarik. Saya duga, di dalam hatinya, akan banyak pembaca setianya yang meninggalkannya lantaran banyak tulisan review produk walaupun saya tahu Mbak T akan menulis dengan samar dan dengan cara cerdas.

Curahan hati Mbak T. - http://naked-traveler.com
Curahan hati Mbak T. - http://naked-traveler.com
Hal yang sama pun mungkin akan saya rasakan. Ketika banyak penulis ataupun blogger yang hanya menulis untuk endorsan produk atau yang menguntungkan dirinya, ketika itu saya juga merasa miris. Walau menulis review memang menyenangkan karena mendapatkan bonus materi, namun hal itu bukanlah tujuan saya menulis. Sesuai ajaran Blogger Ortodoks, yang diinisiasi Bapak Blogger mula-mula, menulis blog adalah untuk berbagi. Bukan untuk menulis review ataupun endorsan.

Ketiga, kondisi diperparah dengan komentar di dalam artikel blog yang menyiratkan bahwa artikel tersebut tidak dibaca dan dicermati secara cermat. Entah hanya mengejar setoran atau apa, Mbak T seringkali mendapat pertanyaan yang jawabannya jelas-jelas ada di dalam artikel. Itulah salah satu hal yang memang menjengkelkan.

Sama menjengkelkannya dengan komentar di dalam artikel saya, di blog pribadi yang memanggil saya dengan "Mbak". Padahal, banyak foto di dalam artikel maupun sidebar blog saya yang menyiratkan bahwa saya adalah laki-laki tulen. Jelas, para komentator ini benar-benar parah dalam berkomentar dan hanya membaca judul lalu segera menuliskan komentar. Yang membuat semakin miris, para komentator tersebut juga merupakan blogger yang seharusnya bisa membaca dengan baik dan benar.

Kenangan dengan Mbak T, sayang kameranya buram, Hiks. - Dokumen Pribadi
Kenangan dengan Mbak T, sayang kameranya buram, Hiks. - Dokumen Pribadi
Ketiga alasan itulah yang akhirnya menjadi dasar keputusan sulit tersebut. Jika saya masih memiliki pekerjaan tetap dan menulis blog sebagai hiburan semata, namun tidak dengan Mbak T.

Sebagai penulis penuh waktu, tentu hal ini akan sangat berdampak dan saya sangat mengerti hal itu.

Belum lagi, Mbak T mendapat beasiswa dari pemerintah Indonesia untuk Residensi Penulis, maka fokus di dalam tujuan itu menglah keputusan terbaik. Walau sulit, tapi saya menghargai keputusan Mbak T.

Terimakasih sekali atas dedikasimu dalam menulis dan jalan-jalan sehingga saya benar-benar terinspirasi melakukan dua hal yang sangat menyenangkan tersebut.

Semoga sukses untuk studinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun