Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Sukses Schooling dan Mimpi Terpendam Anak-anak Indonesia di Olahraga Akuatik

25 Agustus 2018   09:29 Diperbarui: 25 Agustus 2018   11:10 983
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah euforianya itu, Tiger mendapat kejutan kembali. Sang idola melemparkan topi renangnya ke arahnya. Meski dalam keadaan terengah-engah, sang idola tahu bahwa ada anak kecil yang bergitu antusias dan mengaguminya. Kesempatan itu tak disia-siakan oleh Tiger yang sudah menunggu selama tiga hari bertutut-turut agar mendapat perhatian dari idolanya ini.

Tiger memamerkan topi renang yang diberikan oleh Joseph Schooling. - channelnewsasia
Tiger memamerkan topi renang yang diberikan oleh Joseph Schooling. - channelnewsasia
Tiger hanya satu dari banyak masyarakat Indonesia yang mendukung atlet Singapura. Setelah Indonesia gagal mendulang medali di cabor yang memperbutkan 41 medali emas ini, banyak penonton Indonesia yang kemudian menjadikan Singapura dan Schooling tumpuan untuk menembus dominasi Jepang dan China. 

Dua negara adidaya yang akhirnya berhasil keluar menjadi yang terbaik dengan sama-sama mengoleksi 19 medali emas. Tak ayal, bendera Singapura pun banyak terpasang bersebelahan dengan bendera Indonesia di tribun penonton.

Pendukung Indonesia dan Singapura yang antusias. - Channelnewsasia
Pendukung Indonesia dan Singapura yang antusias. - Channelnewsasia
Kemenangan Schooling setidaknya menjadi pembuktian bahwa mimpi dan kerja keras adalah kunci dari kesuksesan. Dan tentu, dukungan orang tua sejak kecil yang turut menjadikan Schooling seperti sekarang ini. 

Mengetahui sang anak memiliki mimpi di olahraga akuatik ini, orangtuanya memboyong Scooling ke Florida, AS untuk mengikuti pemusatan renang. Di dalam latihan panjang itu, Schooling berfokus pada teknik berenang yang memungkinkan membentuk  otot tubuhnya secara alami. Schooling pun bak menjadi manusia ikan supercepat kala bertanding.

Dari mimpinya itu, Schooling kini tak hanya berfokus pada pencapaian pribadinya. Ia juga ingin anak-anak lain mengikuti jejaknya menjadi juara dunia renang. Maka, sebuah sekolah renang yang diberi nama "Swim Schooling" ia dirikan di Singapura. 

Sekolah tersebut akan melatih renang anak-anak usia 3 hingga 11 tahun dan menawarkan sistem pelatihan delapan tahap yang progresif. Dengan program semacam ini, maka bakat anak-anak ini akan dapat diasah sejak dini. 

Schooling juga turut membantu negaranya untuk mencari bibit-bibit baru yang akan mengharumkan nama Singapura selepas ia pensiun nanti.

Schooling dan anak-anak didiknya. ia sangat mencintai renang dan ingin banyak yang berhasil seperti dirinya. - Kompas.com
Schooling dan anak-anak didiknya. ia sangat mencintai renang dan ingin banyak yang berhasil seperti dirinya. - Kompas.com
Apa yang dilakukan Schooling dan Singapura di cabang renang ini memang sangat fantastis. Betapa tidak, olahraga yang menjadi andalan banyak negara besar di dunia dan selalu memperebutkan banyak medali ternyata bisa juga diraih oleh negeri sekecil itu. Dengan raihan 2 emas, 1 perak, dan 3 perunggu, Singapura memang tampil all out dengan atlet-atlet muda.

Keberhasilan Singapura ini seakan bertolak belakang dengan kegagalan Indonesia. Memang, atlet-atlet renang Indonesia sudah menunjukkan usaha yang maksimal. Namun, persoalan kembali kepada pembinaan yang dilakukan. Salah satu kelemahan pembinaan renang di Indonesia adalah tidak menyertakan atlet potensial yang belum memiliki titel juara, baik daerah maupun nasional. 

Selama ini, atlet-atlet yang mengikuti pemustaan latihan merupakan atlet yang sudah memiliki track record baik. Padahal, seiring berjalannya waktu, perubahan prestasi bisa saja terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun