"Ada apa ini?" tanyanya.
"Ini Bu Amel ya. Ada kiriman makanan. Tolong diterima ya!" kata pria itu sambil menyerahkan seperangkat makanan cepat saji.
"Duh, terima kasih, Mas." Katanya. Saya juga mengucapkan termakasih.
Eh tapi, si pria tak kunjung pergi.
"Loh, ada apa, Mas?" tanya saya.
"Uangnya, Pak. Totalnya sembilan puluh dua ribu lima ratus ribu rupiah," katanya singkat. Padat, dan ringkas.
"Apaaaaa?" kami berdua berteriak. Dua orang di dalam jadi kaget.
"Eh, sebentar ya, Mas. Sampeyan duduk dulu!" saya mempersilahkan Masnya duduk. Aduh, kok menjadi seperti ini.
Kamipun bercerita kepada dua rekan lain dan sama-sama bingung. Apalagi itu tanggal tua.
"Jeng, gimana. Bayar pakai apa?" kata Bu Amel. Ia jadi merasa bersalah tapi bingung juga.
"Waduh, jeng. Kartu kreditku lagi macet nih," saya berdiplomatis. Eh maaf, guru honorer juga perlu kartu kredit dong.