Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kisah Perjalanan Pasukan Air di Sungai Brantas

4 Mei 2018   21:35 Diperbarui: 4 Mei 2018   22:23 1310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan menuju sumber air. - Dokumen Pribadi

"Selamat Pagi, Anak-anak. Kita mulai pelajaran hari ini ya. Sebelum kita mulai pelajaran, kita ingat dulu pelajaran kemarin. Ada yang masih ingat urutan dari siklus air?"

"Lupa, Pak!"

"Lho, kok lupa? Apa kemarin tidak belajar?"

"Belajar, Pak. Tapi, di otak kami hanya ada permainan Mobile Legend."

 "Waduh, bagaimana kalian ini? Baiklah, biar tidak lupa, kita lihat video ini dulu, yuk!" 


"Bagaimana? Sudah ingat?"

"Sudah, Pak. Proses siklus air dimulai dari proses evaporasi." 

"Iya, benar sekali. Nah sekarang, ada yang tahu evaporasi itu apa?"

"Saya tahu, Pak. Penguapan air laut". 

"Ya, benar sekali. Tapi, apa hanya air laut saja yang menguap?"

"Tidak, Pak. Air danau, sungai, dan air dari tumbuhan juga mengalami penguapan."

"Wah, kamu tepat sekali. Lalu, setelah proses evaporasi, dilanjutkan oleh proses apa?"

"Kondensasi, Pak. Nanti, uap air akan menjadi awan. Dan setelah di dalam awan terkumpul banyak uap air, lalu akan timbul titik-titik air."

"Iya, benar sekali. Proses kondensasi bisa juga disebut mengembun. Lalu, setelah terbentuk titik-titik air, lalu terjadi apa?"

"Hujan, Pak!"

"Ah iya, benar sekali. Akan turun hujan. Biar kita tambah semangat, ayo kita menyanyi bersama lagu Hujan. Bisa?"

"Bisa, Pakkkk!"

Hujan, hujan di mana-mana

Di jalan di halaman semua basah

Hujan, hujan belum berhenti

Hujan, turun sepanjang hari

"Oke, cukup ya. Nah, setelah turun hujan, lalu apa yang terjadi dengan air hujan?"

"Sebagian akan diserap akar tanaman menjadi air tanah, Pak. Sebagian lagi akan mengalir menuju laut melalui sungai."

"Iya, tepat sekali. Air yang turun akan menjadi dua macam, yakni air tanah dan air permukaan. Air tanah akan masuk ke dalam tanah sehingga bisa dimanfaatkan oleh manusia sebagai sumber air. Sedangkan air permukaan akan mengalir melalui sungai yang akan kembali menuju laut. Nah, berbicara mengenai sungai, ada yang tahu, sungai apa yang mengalir di provinsi kita tinggal yakni Jawa Timur?"

"Sungai Brantas, Pak."

"Iya, benar. Sungai Brantas. Lalu, Sungai Brantas itu pertama kali mengalir dari mana ya?"

"Tidak tahu, Pak."

"Nah, dengarkankan penjelasan Bapak ya."

"Baik, Pak."

"Di sebuah desa bernama Sumber Brantas, Kota Wisata Batu, terdapat titik permulaan aliran Sungai Brantas. Sungai terpanjang di Jawa Timur ini mengaliri daerah di sekitar kota-kota di Jawa Timur. Membentang dari pegunungan, menuju permukiman padat penduduk, membuat sawah di dataran rendah teraliri air, hingga terpecah menjadi dua aliran sebelum menuju laut lepas yakni Selat Madura."

"Jauh tidak tempatnya, Pak?"

"Tidak jauh. Kalau kalian sedang berjalan-jalan ke Wisata Air Panas Cangar, kalian akan menemukan tempat ini. Dekat dari jalan raya, kalian akan disambut oleh pepohonan rindang dan area perkebunan sawi penduduk".

Jalan menuju sumber air. - Dokumen Pribadi
Jalan menuju sumber air. - Dokumen Pribadi
"Siapa yang menjaga tempat itu, Pak?"

"Pertanyaan bagus. Tempat ini dikelola oleh PT Jasa Tirta. Jangan membayangkan tempat ini sebagai tempat wisata ya karena sebenarnya tempat ini adalah tempat konservasi mata air. PT Jasa Tirta menjaga permulaan aliran air Sungai Brantas tetap jernih dan lestari."

"Jadi, kita tidak boleh datang ke tempat itu, Pak?"

"Siapa bilang tidak boleh datang ke sini? Kalian pasti boleh datang. Mengingat ini bukan tempat wisata, makanya tempat ini masih sepi. Meskipun sangat bagus, namun kita tak boleh bertindak sesuka hati. Contohnya, membuang sampah sembarangan, menginjak tanaman, atau bahkan mengotori sungai yang mengalir. Kalian boleh menikmati suasana pegunungan yang sangat sejuk. Apalagi, jika kalian mau berjalan-jalan di sana, kalian akan menemukan banyak tanaman dan hewan yang bisa dipelajari. Seru, kan?"

Aliran air paling hulu Sungai Brantas. - Dokumen Pribadi
Aliran air paling hulu Sungai Brantas. - Dokumen Pribadi
"Seru sekali. Oh ya, Pak. Apa di sana kita bisa mandi?"

"Wah, kalian suka sekali berenang  ya. Sayangnya, kalian tidak bisa mandi di sana. Tapi, kalian bisa merasakan segarnya air yang mengalir dari titik permulaan Sungai Brantas ini. Coba kalian amati gambar di bawah ini. Apa yang bisa kalian simpulkan?"

Sumber air pertama. - Dokumen Pribadi
Sumber air pertama. - Dokumen Pribadi
"Wow, jernih sekali, Pak!"

"Dan tak ada polutan di sana. Saya jadi ingin membasuh muka di sana. Pasti segar sekali!"

Arboretum juga sering digunakan untuk foto pranikah. - Dokumen Pribadi.
Arboretum juga sering digunakan untuk foto pranikah. - Dokumen Pribadi.
 "Iya, aku juga ingin sekedar merasakan jernihnya air Sungai Brantas. Tidak seperti Sungai Brantas yang ada di belakang rumahku, di daerah Kiduldalem, Malang.  Airnya kotor berwarna coklat. Apalagi, rumah-rumah kami juga membuang kotorannya langsung ke Sungai Brantas."

Kondisi Sungai Brantas yang berjarak 35 km dari arboretum. - Dokumen Pribadi
Kondisi Sungai Brantas yang berjarak 35 km dari arboretum. - Dokumen Pribadi
"Wah, sayang sekali ya. Ada yang punya cerita lain lagi tentang Sungai Brantas ini?"

"Saya, Pak. Tak jauh dari rumahku juga ada beberapa pabrik rokok yang juga membuang limbahnya langsung ke Sungai Brantas. Jadi, saya pernah melihat air yang mengalir di Sungai Brantas berwarna coklat kehitaman pada jam-jam tertentu."

"Wah, cerita yang menarik. Namun, tahukah kalian bahwa sebenarnya, tak jauh dari hulu Sungai Brantas ini pencemaran sudah terjadi. Banyak petani yang menggunakan pestisida buatan langsung ke aliran Sungai Brantas. Nah, ayo siapa yang tahu dampak negatif pestisida bagi aliran air di sungai?"

"Saya tahu, Pak. Saya tahu!"

"Iya silahkan, ceritakan apa saja dampak pestisida yang terjadi jika terbawa aliran air sungai!"

"Ikan-ikan banyak yang mati, Pak. Makanya ketika saya mencari ikan di aliran Sungai Brantas di daerah Mergosono, saya tak dapat ikan sama sekali."

"Wah, kamu suka mencari ikan, ya. Hati-hati kalau sedang memancing di Sungai Brantas. Aliran airnya cukup deras. Nah, adanya pestisida tidak hanya ikan saja yang akan berdampak pada mahkluk hidup air lainnya. Pestisida yang masuk ke ke aliran air dimulai dari pembusukan dari tanaman air. Ketika tanaman itu membusuk, maka akan banyak oksigen yang digunakan untuk proses tersebut. Akibatnya, ikan kesulitan bernafas. Tak hanya itu, adanya pestisida terutama herbisida dapat menyebabkan populasi zooplankton yang menjadi sumber makanan bagi ikan kecil menurun. Jadi, ikan kecil akhirnya juga kekurangan makanan. Kalian masih ingat kan rantai makanan pada ekosistem air?"

Kondisi Sungai Brantas di daerah Tembalangan, Lowokwaru, Kota Malang.
Kondisi Sungai Brantas di daerah Tembalangan, Lowokwaru, Kota Malang.
"Masih, Pak. Ketika ada penurunan jumlah populasi salah satu komponen rantai makanan, maka akan berakibat pada komponen lainnya."

"Benar, sekali. Nah, ada satu hal yang perlu kalian ketahui lagi. Limbah domestik dan limbah industri adalah penyebab utama terjadinya pencemaran air di sepanjang aliran Sungai Brantas. Oleh karenanya, air yang melintas di kawasan perkotaan dan kawasan industri kualitasnya akan menurun. Cerita-cerita kalian tadi bisa jadi salah satu buktinya. Rumah-rumah di sekitar Kidul dalem, Jodipan, Oro-oro Dowo adalah beberapa contoh sumber pencemaran domestik. Pabrik-pabrik di bagian selatan Kota Malang juga berpengaruh terhadap adanya limbah industri. Meski sebenarnya, menurut Direktur Utama Jasa Tirta I yang menangani Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas ternyata kualitas airnya stagnan. Ada yang tahu, apa yang dimaksud dengan stagnan?"

"Saya, Pak. Stagnan adalah keadaan tetap, tidak naik atau turun."

"Tepat sekali. Kita belajar satu kosa kata sulit lagi. Artinya bahwa kualitas air di sepanjang aliran Sungai Brantas dalam kurun waktu terakhir ini tidak bertambah buruk dan tidak bertambah bagus. Meski begitu, apakah kita hanya berpangku tangan dan hidup berdampingan dengan Sungai Brantas yang tercemar? Maukah kalian tinggal di kota dan provinsi yang terkenal dengan sungainya yang kotor?"

Potret Sungai Brantas di daerah sekitar Ngoro Industri, Mojokerto.- Dokumen Pribadi.
Potret Sungai Brantas di daerah sekitar Ngoro Industri, Mojokerto.- Dokumen Pribadi.
"Tidak Pak, saya tidak mau. Apalagi, saya tidak ingin mengalami seperti apa yang dialami sepupu saya yang tinggal di Kota Surabaya. Airnya tidak layak minum karena diambil langsung dari anak Sungai Brantas yang sudah tercemar."

"Benar. Kita tentu prihatin dengan kondisi ini. Sungai Brantas yang akhirnya terpecah menjadi dua aliran juga memiliki masalah pencemaran berat di bagian hilirnya. Kali Porong kini menjadi tempat sampah raksasa buangan Lumpur Sidoarjo. Sementara, akumulasi limbah domestik dan industri mencapai puncaknya di Kalimas Surabaya. 

Meski Bu Risma, Walikota Surabaya sudah berusaha semaksimal mungkin dengan seluruh warganya membersihkan Kalimas, kualitas air di sana masih cukup buruk hingga kini. Makanya, sebagai warga Jawa Timur yang memiliki aset berharga berupa Sungai Brantas ini, sudah kewajiban kita untuk menjaga kelestariannya. Salah satu caranya adalah memulai menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) khusus untuk menampuh limbah domestik. Jadi, sebelum dibuang ke Sungai Brantas, limbah domestik harus diproses dulu."

Kondisi Kalimas, Anak Sungai Brantas di sekitar Taman Prestasi, Surabaya. - Dokumen Pribadid
Kondisi Kalimas, Anak Sungai Brantas di sekitar Taman Prestasi, Surabaya. - Dokumen Pribadid
"Wah, cukup sulit juga, ya. Apa tidak bisa dengan penjernihan sederhana yang kita lakukan pada semester lalu, Pak"?

"Pertanyaan bagus. Penjernihan seperti itu hanya bisa digunakan untuk menggumpalkan endapan kasar. Namun, untuk masalah limbah domestik ini yang banyak mengandung deterjen dan sabun maka harus dilakukan pengolahan IPAL yang tepat. Inilah yang menjadi pekerjaan rumah kita bersama sebagai usaha untuk menjaga kelestarian Sungai Brantas."

"Tapi, dibandingkan di Jakarta dan Jawa Barat seperti yang saya lihat di televisi, sungai di sini masih cukup bersih, Pak".

Bendungan Gampengrejo, Kediri yang masih memanfaatkan aliran Sungai Brantas. - Dokumen Pribadi
Bendungan Gampengrejo, Kediri yang masih memanfaatkan aliran Sungai Brantas. - Dokumen Pribadi
"Benar. Dibandingkan Sungai Citarum yang mengalami pencemaran tinggi, Sungai Brantas masih cukup bersih. Namun, bukan berarti tak ada bahaya yang mengancam akibat pencemaran Sungai Brantas. Salah satunya adalah timbulnya penyakit pada manusia. Apa saja penyakit itu?"

"Diare, Pak!"

"Ya, diare. Penyakit ini akan banyak timbul pada masyarakat yang hidup di sekitar bantaran sungai. Nah, masyarakat kota kita juga banyak yang hidup di sepanjang bantaran Sungai Brantas. Tahukah kalian bahwa Provinsi Jawa Timur menempati peringkat dua dalam kasus diare yang muncul. Dan, itu banyak menyerang masyarakat terutama anak-anak di bantaran sungai ini."

Jawa Timur menempati peringkat dua kasus diare di Indoenesia. Sebagian besar adalah penduduk di DAS Brantas. - Dokumen Pribadi.
Jawa Timur menempati peringkat dua kasus diare di Indoenesia. Sebagian besar adalah penduduk di DAS Brantas. - Dokumen Pribadi.
"Makanya, pola hidup sehat itu penting ya, Pak."

"Saya sepakat. Tak hanya itu, jangan sampai sungai yang menjadi sumber kehidupan masyarakat Jawa Timur ini sejak peradaban Hindu-Buddha menjadi petaka bagi kehidupan kita. Kalian mengerti?"

Warga harus melewati timbangan untuk menyeberangi Sungai Brantas akibat jembatan lama di dekat PG Mrican Kediri Putus. - Dokumen Pribadi.
Warga harus melewati timbangan untuk menyeberangi Sungai Brantas akibat jembatan lama di dekat PG Mrican Kediri Putus. - Dokumen Pribadi.
Hingga ujungnya di Surabaya, keberadaan sungai ini tetap penting. - Dokumen Pribadi.
Hingga ujungnya di Surabaya, keberadaan sungai ini tetap penting. - Dokumen Pribadi.
"Mengerti, Pak."

"Bagus. Baiklah, kita akhiri pembelajaran kedua Tema 2 Sub Tema 2 kali ini. Semoga kalian bisa memetik hikmahnya. Selamat Pagi".

Sumber : (1)(2)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun