Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menapaki Daerah Tlogomas, Danau Sumber Emas dengan Peradaban Kuna Tinggi

17 Januari 2018   12:11 Diperbarui: 17 Januari 2018   17:58 1992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kampus adik saya yang terbelah diantara dua wilayah. Jembatan di dalam kampus tersebut menghubungkan daerah yang masuk wilayah kota (lapangan basket) dan daerah yang masuk wilayah kabupaten (gedung-gedung). (Dokumen Pribadi).

*)Catatan :
(1) Mengenai nama Karuman, ada beberapa sumber yang merujuk pada daerah Kecamatan Garum Kabupaten Blitar. Tak hanya itu, kontroversi kisah Ken Arok pun juga masih sering terjadi. Ada beberapa sumber juga yang menyebutkan bahwa Ken Arok bukanlah pembunuh Mpu Gandring dan merupakan tokoh fiksi. Meski aneka kontoversi itu masih terjadi hingga kini dan banyak kisah sejarah yang menggambarkannya sebagai tokoh antagonis, Ken Arok tetaplah menjadi tokoh kebanggan warga Malang dan dipuja sebagai pahlawan.
(2) Desa perdikan merupakan bentuk apreasiasi (hadiah) dari raja yang diberikan kepada rakyatnya yang diangap berjasa pada negaranya. Terjadinya desa perdikan di satu wilayah dengan wilayah lainya tidak sama, dengan sejarah dan cerita unik sendiri-sendiri. 

Di dalam desa perdikan, semua rakyat dibebaskan dari segala bentuk pajak negara, bebas kerja paksa, dan segala urusan diatur sendiri oleh desa perdikan. Namun demikian, aturan di dalam desa perdikan tidak boleh bertentangan dengan aturan yang telah ditetapkan oleh negara. Dalam masa kini, desa perdikan mirip dengan daerah otonomi khusus.

Sumber:
Dalam jaringan
(1)(2)(3)(4)(5)
Luar jaringan
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang. 2013. Wanwacarita, Kesejarahan Desa-Desa Kuno di Kota Malang.
Padmanuspita, J. 1966, Pararaton. Yogyakarta: Taman Siswa
Subiyanto, Ibnu. 2016. Melacak Mitos Merapi: Peka Membaca Bencana, Kritis Terhadap Kearifan Lokal. Yogyakarta : JB Publisher.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun