Sebaliknya, PR memiliki cakupan yang lebih luas dan sering digunakan oleh organisasi yang beroperasi secara internasional. PR tidak hanya berfokus pada publik domestik, tetapi juga audiens global.
Dalam hal ini, PR membutuhkan strategi yang lebih kompleks untuk mengatasi perbedaan budaya, bahasa, dan norma komunikasi di berbagai negara.
Perbedaan dalam Pendekatan Strategis
Humas cenderung bersifat informatif dan reaktif. Misalnya, dalam situasi krisis, humas sering berfungsi sebagai juru bicara organisasi untuk memberikan klarifikasi atau meredam isu yang berkembang di masyarakat. Dengan berfokus pada penyebaran informasi, seperti siaran pers, pengelolaan media, atau penyelenggaraan acara publik.
Di sisi lain, PR memiliki pendekatan yang lebih proaktif dan strategis. PR tidak hanya bertujuan untuk merespons isu, tetapi juga membangun hubungan jangka panjang dengan audiens melalui storytelling, kampanye kreatif, dan pengelolaan merek (brand management). PR sering kali melibatkan penggunaan data dan analitik untuk merancang kampanye yang tepat sasaran dan terukur.
Peran teknologi digital
Di era digital, perbedaan antara humas dan PR semakin terlihat melalui pemanfaatan teknologi. Humas sering kali masih berfokus pada media tradisional, seperti koran, televisi, atau radio, meskipun perlahan mulai beralih ke media sosial.
Sementara itu, PR telah lebih dahulu mengintegrasikan teknologi digital dalam aktivitasnya. PR menggunakan media sosial, SEO, dan alat analitik untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan membangun hubungan secara lebih personal. PR juga sering kali memanfaatkan influencer marketing dan kampanye digital untuk menciptakan dampak yang lebih besar.
Relevansi di Dunia Modern
Meskipun berbeda, humas dan PR tetap relevan dalam dunia modern. Humas memiliki keunggulan dalam membangun hubungan yang lebih personal dan langsung dengan audiens lokal. Dalam konteks ini, humas memainkan peran penting dalam menjaga hubungan baik antara organisasi dan komunitas sekitarnya.