Mohon tunggu...
Iko Deswanda
Iko Deswanda Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat suasana

Penikmat suasana

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Yang Menggerogoti Ingatan

31 Mei 2019   00:57 Diperbarui: 31 Mei 2019   01:32 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Setiap Manusia memiliki ingatan, kecuali orang orang yang sudah dicabut akalnya oleh Allah SWT. Manusia yang berakal normal mampu mengingat semua yang pernah terjadi pada dirinya. Sedangkan manusia yang akalnua sudah abnormal sangat susah untuk mengingat apa yang telah dilaluinya. Atau pun masih mampu mengingat, tapi apa yang diingat sering bersebrangan dengan apa yang dialaminya. Hal ini lumrah ditemukan didalam kehidupan sehari-hari.

Manusia yang berakal normal memiliki minda (daya ingat) berbeda-beda. Ada yang ingatannua tajam Dan Ada pula manusia yang Ingatannya lemah. Lemah atau kuatnya minda seseorang disebabkan oleh Dua faktor; faktor keturunan Dan faktor pengasahan.

Seseorang yang lahir dengan orangtua yang memiliki ingatan kuat, umumnya dianugrahi ingatan yang kuat pula. Sebaliknya, orang-orang yang lahir dari keturunan yang lemah ingatannya, maka unumnya ingatannya lemah mengikuti jalur orang tuanya.

Ingatan yang kuat biasanya akan melemah ketika usia senja. Hal ini sudah menjadi fitrah dari-Nya. Bahwasannya usia tua akaj mengembalikan seseorang akan berkelakuan seperti masa belianya. Tapi bisa jadi ingatan yang kuat akan melemah pada usia muda, walaupun badannya masih tegap, penglihatannya masih terang, Dan jalannya masih Panjang. Faktor yang menumpulkan ingatan seseorang adalah penyakit. Ada tiga penyakit yang Menggerogoti Ingatan.

1. Bermaksiat

Sebagaimana yang telah kami uraikan, bahwasannya hafalan yang kuat merupakan buah pemberian teragubg dari-Nya. Begitu pula dengan daya ingat yang kuat, juga merupakan hadiah terbesar dari Allah SWT. Atas Dua nikmat tersebut Allah perintahkan manusia untuk selalu bersyukur.

Allah SWT., tidak pernah meminta jaminan terhadap nikmat yang dianugrahkan kepada hamba-Nya. Karena apa yang diberikan tidak pernah diminta kembali. Beda hal nya dengan manusia, mereka ketika memberikan sesuatu kepada sesamanya selalu meminta jaminannya. Karena apa yang telah diberikan berharap untuk dikembalikan. Namun Ada juga orang-orang yang memberi secara Ikhlas (tidak meminta jaminan), tapi tetap suatu saat apa yang sudah diberikan menjadi objek ejekan bagi sesamanya ketika terjadi pertikaian.

Meskipun tidak meminta jaminan, bukan berarti manusia suka-suka hati menggunakan nikmat Allah SWT., tapi Ada ketentuannya. Bukankah Allah telah memberikan satu syarat pada setiap nikmat yang telah diberikan-Nya? Dalam firmannya:

" Dan (ingatlah juga), Takala Tuhanmu memaklumkan, sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, Dan jika kamu mengingkari (nikmatku), maka sesungguhnya azabku sangat pedih."  (QS. Ibrahim :14 : 7)

Bersyukur menjadi satu syarat bagi setiap penerima nikmat Allah. Yang dengan bersyukur atas nikmat yang diberikan, maka Allah akan menambahkan nikmat tersebut. Jika tidak bersyukur maka akan diberikan azab yang sangat pedih.

Azab yang diberikan Allah yang kufur nikmat ada Dua tempat; di dunia Dan di akhirat. Azab yang diberikan di akhirat berupa azab-azab didalam Neraka sesudah melalui proses persidangan. Sedangkan azab yang di dunia bermacam-macam. Di antaranya dicabut keberkahan pada nikmat yang telah diberikan.

Seorang yang memiliki ingatan kuat jika selalu bersyukur maka Allah akan semakin menguatkan ingatannya. Ataupun Allah akan memberikan nikmat lain baginya di dunia dengan sebab bersyukur terhadap nikmat kuat ingatan tersebut.

Sebaliknya, jika seseorang yang sudah dianugrahi nikmat kuat ingatan, lalu ia mengifurinya dengan maksiat, maka Allah akan mencabut keberkahan atau bahkan menghilangkan nikmat tersebut padanya. Keberkahan yang akan dihilangkan oleh Allah seperti dilemahkan ingatannya. Sedangkan nikmat yang akan dicabut adalah dihilangkan akalnya.

Bukankah anda sering melihat orang-orang gila akibat sering mengonsumsi minuman keras? Dan pada kesempatan lain anda pernah menemukan orang-orang yang Makin Hari Makin bersinar pikirannya disebabkan bersyukur pada nikmat tuhannya?

Belumkah kejadian buruk yang selalu terpampang di depan mata menjadi Ibrah bahwa itu azab dari-Nya? Mengapa kita masih enggan untuk bersyukur! Padahal makhluk yang tidak berakal selalu bersyukur atas nikmat Allah yang diberikan kepada mereka;

"Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang Ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang melata Dan sebagian besar daripada manusia." (QS. Al-Hajj :22 : 18)

2. Menyibukkan diri dengan dunia

Para ulama dalam buku-bukunya mengatakan bahwa salah satu penyebab lemahnya ingatan seseorang adalah menyibukkan diri dengan dunia. Ketika membaca pernyataan seperti ini janganlah berpikir para ulama membenci dunia. Tidak mungkin mereka membenci dunia, dikarenakan dunia ladang yang mereka gunakan untuk menanam bibit akhirat.

Bukankah makanan Yang kita makan, pakaian yang kita pakai, dan kendaraan yang kita gunakan semua itu bagian dari dunia? Tanpa makan manusia tidak bisa hidup pada kebiasaan, tanpa pakaian kulit manusia akan membusuk akibat sinar matahari Dan pukulan air hujan terus menerus, Dan tanpa kendaraan akan menyusahkan kita akan bepergian.

Akan tetapi, makna kalam ulama 'tidak menyibukkan diri dengan duni' adalah mengambil dunia untuk akhirat. Sehingga mereka makan sekedar sanggup beribadah, berpakaian sekedar untuk menutup aurat, Dan berkendaraan sekedar mudah berdakwah menyebarkan syariat.

Mengapa para ulama tidak menggunakan benda dunia secara berlebihan? Karena Hal itu membuatnya lupa pada akhirat. Membuat mereka malas beribadah. Para ulama lebih mendahulukan perbuatan yang hasilnya dipetik di akhirat daripada pekerjaan-pekerjaan yang hasilnya langsung terlihat di dunia. Menurut mereka mengerjakan amalan akhirat akan membuat ingatan jadi kuat. Karena Ada banyak perbuatan akhirat yang khasiatnya menguatkan ingatan, diantaranya membaca Al-Quran.

Menurut Imam Al-Ghazali, " tidak Ada keberkahan hidup seorang Muslim yang hari-harinya tidak dibumbui dengan membaca Al-Quran." lebih dahsyat lagi apa yang dikatakan Imam Zarnuji " tidak Ada sesuatu apapun yang lebih mapan until memantapkan hapalan selain membaca Al-Quran." Tidak Ada bacaan-bacaan yang dapat Meningkatkan daya ingat Dan memberikan ketenangan dalam pikiran selain membaca Al-Quran. 

Hal ini semakin meyakinkan dengan adanya sebuah penelitian modern yang disampaikan dalam konferensi kedokteran Islam Amerika Utara pada tahun 1984, bahwa Al-Quran terbukti mampu mendatangkan ketenangan sampai 97% bagi mereka yang mendengarkannya, apalagi bagi orang-orang yang membaca ayat demi ayatnya? Bahkan Al-Quran mempunyai pengaruh besar jika diperdengarkan kepada bayi. Sebagaimana yang disampaikan Dr. Nurhayati dalam seminar konseling Dan psikoterapi Islam di Malaysia pada tahun 1997.

Hasil yang terungkap dalam penelitiannya adalah bayi yang berumur 48 jam diperdengarkan bacaan Al-Quran melalui tape recorder bisa tenang Dan menunjukkan respon tersenyum.

Jika dengan memdengar musik klasik hanya dapat memengaruhi kecerdasan intelektual (IQ) Dan kecerdasan emosi (EQ), maka memdengar atau membaca Al-Quran dapat mempenharuhi IQ Dan EQ sekaligus dapat memengaruhi kecerdasan spiritual (SQ).

Karena itu, Allah pesan benar-benar kepada kita until diam ketika Ada bacaan Al-Quran, " Dan apabila dibacakan Al-Quran simaklah dengan baik Dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat."  Lalu apa hubungannya para ulama berpendapat bahwa menyibukkan diri dengan dunia menyebapkan lemahnya ingatan?

Perbuatan dunia akan membuatmu sibuk yang akan membuatmu terlena padanya sehingga melupakan perbuatan akhirat. Mungkinkah seseorang yang sibuk dengan dunia menyempatkan diri untuk membaca Al-Quran?

3. Banyak kesibukan

Salah satu sunnatullah atas manusia adalah lupa. Lupa akan hadir menemani aktivitas mereka sehari-hari. Pada kebiasaan manusia lupa ketika Ada banyak Hal yang perlu diingat. Sehingga apa yang mesti diingat sering dilupakan pada saat dibutuhkan. Hal ini menunjukkan manusia adalah makhluk yang lemah.

Banyak ayat Al-Quran yang secara eksplisit memaparkan perihal manusia sebagai makhluk yang lemah. " Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, Dan manusia dijadikan bersifat lemah." (QS. An-Nisa :4 : 28)

menurut Imam Ibn Katsir, Allah SWT., memberikan keringanan kepada manusia dalam ayat diatas karena mereka makhluk yang lemah Dan cita-citanya amat rendah.

Ketika Baginda Nabi menghadap Allah menjemput perintah Shalat di malam Isra Miraj, beliau berjumpa dengan nabi musa bertanya, " Apa yang dibebankan oleh Allah atas umatmu wahai Muhammad? Rasulullah menjawab, "perintah sholat sehari semalam 50 waktu." Nabi musa kaget mendengrnya, lalu Beliau berkata, " Mintalah keringanan pada Allah, sungguh umatmu tidak akan sanggup melakukan seberat itu. Aku telah memimpin umat sebelumMu, Allah membebankan atas mereka amalan yang lebih ringan dari itu, tapi mereka tidak sanggup mengerjakannya. Apalagi umatmu Muhammad yang sangat lemah pendengaran, penglihatan Dan keras hatinya." (HR. Bukhari-Muslim)

setelah mengetahui bahwa diri kita merupakan makhluk yang lemah, maka hendaknya kita menjauhkan diri banyak kesibukan yang akan mengakibatkan lemahnya ingatan. Karena kesibukan akan memaksa kita untuk terus berpikir. Ketika banyak Hal yang harus dipikir maka akan dengan otomatis munculnya perkara-perkara yang perlu diingat. Sedangkan manusia sebagai makhluk yang lemah tidak sanggup memikir banyak Hal. Yang jika dipaksakan akan terus mengingat maka akan banyak yang terlupakan.

Dikutip dari buku:

Judul : Agar Menuntut Ilmu Jadi Mudah

Pengarang : Abdul Hamid M. Djamil, Lc.

ISBN : 978-602-02-5766-2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun