Mohon tunggu...
Iko Deswanda
Iko Deswanda Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat suasana

Penikmat suasana

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Yang Menggerogoti Ingatan

31 Mei 2019   00:57 Diperbarui: 31 Mei 2019   01:32 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Seorang yang memiliki ingatan kuat jika selalu bersyukur maka Allah akan semakin menguatkan ingatannya. Ataupun Allah akan memberikan nikmat lain baginya di dunia dengan sebab bersyukur terhadap nikmat kuat ingatan tersebut.

Sebaliknya, jika seseorang yang sudah dianugrahi nikmat kuat ingatan, lalu ia mengifurinya dengan maksiat, maka Allah akan mencabut keberkahan atau bahkan menghilangkan nikmat tersebut padanya. Keberkahan yang akan dihilangkan oleh Allah seperti dilemahkan ingatannya. Sedangkan nikmat yang akan dicabut adalah dihilangkan akalnya.

Bukankah anda sering melihat orang-orang gila akibat sering mengonsumsi minuman keras? Dan pada kesempatan lain anda pernah menemukan orang-orang yang Makin Hari Makin bersinar pikirannya disebabkan bersyukur pada nikmat tuhannya?

Belumkah kejadian buruk yang selalu terpampang di depan mata menjadi Ibrah bahwa itu azab dari-Nya? Mengapa kita masih enggan untuk bersyukur! Padahal makhluk yang tidak berakal selalu bersyukur atas nikmat Allah yang diberikan kepada mereka;

"Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang Ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang melata Dan sebagian besar daripada manusia." (QS. Al-Hajj :22 : 18)

2. Menyibukkan diri dengan dunia

Para ulama dalam buku-bukunya mengatakan bahwa salah satu penyebab lemahnya ingatan seseorang adalah menyibukkan diri dengan dunia. Ketika membaca pernyataan seperti ini janganlah berpikir para ulama membenci dunia. Tidak mungkin mereka membenci dunia, dikarenakan dunia ladang yang mereka gunakan untuk menanam bibit akhirat.

Bukankah makanan Yang kita makan, pakaian yang kita pakai, dan kendaraan yang kita gunakan semua itu bagian dari dunia? Tanpa makan manusia tidak bisa hidup pada kebiasaan, tanpa pakaian kulit manusia akan membusuk akibat sinar matahari Dan pukulan air hujan terus menerus, Dan tanpa kendaraan akan menyusahkan kita akan bepergian.

Akan tetapi, makna kalam ulama 'tidak menyibukkan diri dengan duni' adalah mengambil dunia untuk akhirat. Sehingga mereka makan sekedar sanggup beribadah, berpakaian sekedar untuk menutup aurat, Dan berkendaraan sekedar mudah berdakwah menyebarkan syariat.

Mengapa para ulama tidak menggunakan benda dunia secara berlebihan? Karena Hal itu membuatnya lupa pada akhirat. Membuat mereka malas beribadah. Para ulama lebih mendahulukan perbuatan yang hasilnya dipetik di akhirat daripada pekerjaan-pekerjaan yang hasilnya langsung terlihat di dunia. Menurut mereka mengerjakan amalan akhirat akan membuat ingatan jadi kuat. Karena Ada banyak perbuatan akhirat yang khasiatnya menguatkan ingatan, diantaranya membaca Al-Quran.

Menurut Imam Al-Ghazali, " tidak Ada keberkahan hidup seorang Muslim yang hari-harinya tidak dibumbui dengan membaca Al-Quran." lebih dahsyat lagi apa yang dikatakan Imam Zarnuji " tidak Ada sesuatu apapun yang lebih mapan until memantapkan hapalan selain membaca Al-Quran." Tidak Ada bacaan-bacaan yang dapat Meningkatkan daya ingat Dan memberikan ketenangan dalam pikiran selain membaca Al-Quran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun