Mohon tunggu...
IKIN ASIKIN SPd
IKIN ASIKIN SPd Mohon Tunggu... Guru - Guru

Lahir di Kuningan, 12 Oktober 1982. Menyelesaikan pendidikan di SD Negeri Cilayung pada tahun 1995, SLTP Negeri 1 Ciwaru tahun 1998, SMU Negeri 1 Ciwaru tahun 2001, dan Universitas Muhammadiyah Cirebon Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Pendidikan Matematika lulus tahun 2012. Aktivitas sehari-hari sebagai tenaga pendidik di SD Negeri 3 Karangkancana dari tahun 2007 sampai dengan sekarang. Hobi saya menulis dan menonton film.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Suara Hati Suami Bagian 4: Ketika Ceu Uneh Merajuk, Kang Ikin Gigit Telunjuk

19 Februari 2023   19:46 Diperbarui: 19 Februari 2023   20:11 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mama minder pa, kalau pagi belanja sayur ke warung ceu Wati cuma kangkung doang sama tempe. Suka ada yang nyinyir emak-emak komplek, katanya 'ngirit amat tiap hari masaknya cuma kangkung'."

"Menu makan kita tidak jauh dari 2T pa, paling banter balado ikan pindang itu pun sebulan sekali."

"Mama suka ngiri paa sama emak-emak di FB tiap hari posting makanan yang enak-enak, 'OTW nyari sop iga buat makan siang', atau ada lagi yang posting 'Sedang nemanin si kecil makan ayam geprek', terus ada juga yang posting 'Hari ini masaknya cumi rica-rica kesukaan pak suami, yang mau ayo merapat'."

"Sedangkan kita nih pa kita, pagi tumis kangkung, siang tumis kangkung lagi, malam masih tumis kangkung sisa pagi."

"Mama juga ingin masak yang enak buat keluarga kita paa, ingin sekali-kali makan di luar biar kaya orang-orang, apa papa gak ingin hidup senang punya usaha tetap dan punya banyak uang."

Ceu Uneh seolah-olah ingin puas menumpahkan kekesalannya yang selama ini ia pendam. Sebenarnya kalau uang cadangan tidak terpakai ia tidak terlalu pusing dengan urusan dapur. Cuma masalahnya uang cadangan kepakai buat kondangan dan membeli batik tunik model baru yang ia pesan ditoko online. Sehingga pikirannya sedikit labil karena gas sudah bau menyengat tanda mau habis, dan beras juga hanya tersisa untuk masak beberapa hari.

Ia jadi baper dan menumpahkan kekesalan kepada anak serta suaminya yang seharian hanya tiduran dan megangin HP. Sementara kang Ikin hanya diam mendengar istrinya nyerocos kemana-mana. Ia juga menyadari yang diucapkannya benar, setiap istri pastinya ingin merasa bahagia dengan segala kebutuhan keluarga tercukupi. Kang Ikin juga bukannya tak ingin memberikan yang terbaik buat istrinya, tapi keberuntungan belum berpihak kepadanya.

"Maa." Kang Ikin memegang tangan istrinya, yang langsung ditepiskan oleh ceu Uneh.

"Maa maafkan papa, selama ini menggantungkan hidup sama mama."

"Papa merasa salah belum bisa bertanggung jawab kepada keluarga. Mungkin mama juga masih ingat, sedari awal sudah papa katakan 'Cuma mama harta papa satu-satunya', jadi gak punya apa-apa lagi selain mama."

"Terus nasihat pak Ustad RW juga waktu jadi wali nikah kita dulu 'Kalau jodoh takan pergi kemana', mungkin kita berjodoh maa, makanya setelah menikah kita gak pernah kemana-mana."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun