Wassalamualaikum wr. wb.
NB: Empat kali empat sama dengan enam belas, Sempat gak sempat harap dibalas. Burung irian burung cendrawasih, cukup sekian dan terimakasih.
Bandung, 25 Januari 2001, Salam Kangen (Allena Oktaviani).
Kuakhiri membaca tulisan itu, dan dugaanku benar surat dari Allena. Tidak kusangka, ternyata pertemanan yang singkat telah membuatnya berkesan. Padahal selama ini tidak ada yang spesial, kami hanya berteman biasa. Setelah melipat surat itu, aku menyalakan tape recorder di pinggir tempat tidur, dan kumasukan kaset pemberian Allena. Terdengar alunan lagu Malaysia yang selama ini hanya aku dengar dari radio.
"Ada satu nama suatu masa dulu, pernah bawa dan beri bahagia. Hingga saat ini, masih kuabadikan dalam hatiku. Dengan satu rasa dalam satu cinta, sewaktu kita bersama dulu. Hanya kita yang tahu, dalam mana telah cinta kita memutik. Walau akhir ini seakan terpisah, oleh masa dan suasana tak dipinta. Namun percayalah tidak sedikit pun, kasihku kepadamu surut dan berubah.”
Lirik lagu itu mengingatkan pada sosok tinggi dengan rambut terurai. Hari-harinya selalu ceria dan sedikit manja ketika aku menemaninya mengerjakan tugas sekolah.
***
Kang Ikin melirik jam dinding di atas tempat tidur, jam menunjukan pukul 00.59. Ia mengusap mata dan menyimpan kembali kaset pita yang tadi dipegangnya ke bagian atas lemari buku. Tidak terasa sudah tiga jam lebih kang Ikin bernostalgia mengingat masa mudanya. Kejadian-kejadian semasa SMA tergambar jelas dalam pikirannya, ia teringat kembali orang-orang yang pernah dekat dengannya 22 tahun yang lalu.
*****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H