Mohon tunggu...
Ikhwanus Sofa
Ikhwanus Sofa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Amartha Corp

Penikmat Buku, Jazz, dan Seorang pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Yogyakarta, seperti "Pulang" ke Rumah Sendiri

8 Juli 2023   18:03 Diperbarui: 13 Juli 2023   03:00 1884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Megahnya Benteng Vreduburg. (Sumber : Wikipedia)

Jogja, Serasa "Pulang" ke Rumah

Pulang ke kotamu
Ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat
Penuh selaksa makna

Terhanyut aku akan nostalgi
Saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama suasana Jogja
Di persimpangan langkahku terhenti

Ramai kaki lima
Menjajakan sajian khas berselera
...
Izinkanlah aku untuk selalu pulang lagi..

Potongan lirik lagu "Yogyakarta" milik band Kla Project ini memang sangat cocok untuk menggambarkan kota Yogyakarta. Kota sederhana yang sangat berhaja, kota ini selalu membuat rasa rindu untuk selalu ingin kembali mengunjunginya.

Kota Yogyakarta atau dikenal oleh masyarakat setempat dengan sebutan nama Yogya atau Jogja ini adalah ibu kota daerah istimewa sekaligus pusat pemerintahan dan perekonomian dari Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kota ini adalah kota yang mempertahankan konsep tradisional dan budaya Jawa.

Salah satu kemantren di Yogyakarta, yaitu Kotagede pernah menjadi pusat Kesultanan Mataram pada abad ke -- 15 sampai abad ke -- 16. 

Kini, Yogyakarta menjadi tempat tinggal dua penerus Mataram, yakni Sultan Hamengkubuwana dan Adipati Paku Alam yang berada di Keraton Ngayogyakarta dan Pura Pakualaman. (id.m.wikipedia.org)

Nama Yogyakarta sendiri diambil dri dua kata, yaitu Ayogya atau Ayodhya yang berarti "kedamaian" dan Karta yang berarti "baik". 

Arti dari nama tersebut seperti menunjukan bahwa kota ini memang selalu menghadirkan rasa damai dan nyaman ketika kita berkunjung ke Kota ini.

Berbicara tentang "Jogja" tidak lengkap rasanya tidak membicarakan tentang wisata alam budayanya dan tentu wisata kuliner tradisionalnya.

Pariwisata merupakan salah satu sektor penting di kota Yogyakarta. Sejak dahulu, kota ini menjadi salah satu tujuan wisata utama di Indonesia dan menjadi andalan pariwisata Indonesia, bersama dengan Bali. Pada Januari 2022, tercatat 780.000 wisatawan melancong ke Kota Yogyakarta. (id.m.wikipedia.org)

Penulis selalu jatuh cinta setiap mengunjungi kota Jogja, wisata budayanya dan kulinernya selalu membuat kita serasa "pulang" ke rumah sendiri. Berikut ini beberapa tempat dan kuliner yang wajib dikunjungi di Jogja.

Lima Wisata Sejarah di Jogja yang Wajib Dikunjungi

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta adalah istana resmi kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang berlokasi di Kota Yogyakarta. Keraton ini didirikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwana I pada abad ke -- 17.

Keraton ini sangat mudah ditemukan, penulis lupa persisnya berada dijalan apa, tetapi waktu itu penulis hanya berjalan dari Malioboro lurus ke Pasar Beringharjo dan tanya petunjuk jalan, penduduk Jogja yang ramah dengan senang hati menunjukkanya.

Kesan pertama yang penulis dapatkan adalah aura magis yang kuat. Tapi aura yang bersahabat, justru kita dibuat tersenyum kagum. Keraton ini terletak diantara Gunung Merapi dan Laut Selatan, banyak yang bilang feng shui nya bagus.

Selain itu yang sangat menonjol adalah interiornya, kaya sekali akan budayanya. Setiap ukiran seakan mempunyai arti yang dalam. Kalau dilihat secara sekilas, memang keraton ini terlihat seperti keraton pada umumnya. 

Tetapi ketika melihat dari sisi berbeda, kita akan merasakan sebuah keraton yang sangat sakral akan filosofis dari pandangan hidup Jawa.

Jalan Malioboro

Jalan Malioboro adalah salah satu kawasan jalan dari tiga jalan di Kota Yogyakarta yang terletak dari Tugu Yogyakarta hingga kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta. Jalan ini adalah jalan yang paling terkenal di Jogja. Tidak lengkap rasanya ketika ke Jogja tidak mampir ke Jalan ini.

Apalagi melihat suasana Jalan Malioboro pada malam hari, jalan ini mempunyai daya magis sendiri. Banyak sudut Jalan ini yang menarik dijadikan spot untuk berfoto ria. Disediakan pula banyak bangku - bangku untuk para pejalan kaki untuk duduk dan menikmati suasa Jogja dengan iringan musik dari musisi jalanan.

Selain itu banyak toko pusat oleh -- oleh yang berada di Malioboro yang menawarkan pakaian, suvenir dan makanan kecil khas Jogja. Malioboro selalu istimewa dan wajib dikunjungi!

Situs Warungboto

Situs Warungboto atau Pesanggrahan Warungboto adalah komplek situs cagar budaya. Tempat ini adalah situs bersejarah dan juga tempat favorit untuk berbagai sesi pemotretan karena arsitekturnya yang indah.

Penulis Berfoto di Situs Warungboto. (Dok. Pribadi)
Penulis Berfoto di Situs Warungboto. (Dok. Pribadi)

Dahulu, Situs Warungboto merupakan tempat tinggal raja dan keluarganya, yang dibangun oleh Sultan Hamengkubuwono II saat ia masih berstatus sebagai pangeran. Situs ini terkenal sebagai tempat istirahat dan mandi bagi sultan dan keluarganya berabad -- abad lalu.

Situs ini buka setiap hari dari pukul 8 pagi hingga 5 sore. Untuk tiket masuk hanya Rp. 3.000,-/ orang. Jangan lupa untuk mampir dan berfoto ria di Situs ini yaa!

Museum Benteng Vredeburg

Museum ini terletak di depan Gedung Agung dan Keraton Kesultanan Yogyakarta. Sekarang, benteng ini diubah fungsi menjadi sebuah museum. Benteng ini dibangun sebagai pusat pemerintahan dan pertahanan residen Belanda pada sekitar abad ke -- 17.

Museum yang berada di Jalan Margo Mulyo No. 6, Ngupasan, Yogyakarta ini merupakan salah satu objek wisata yang berada di kawasan nol kilometer. 

Selain bangunannya yang memiliki sejarah dan sering digunakan sebagai spot berfoto, Museum ini juga menyajikan wisata edukasi.

Megahnya Benteng Vreduburg. (Sumber : Wikipedia)
Megahnya Benteng Vreduburg. (Sumber : Wikipedia)

Ketika masuk ke museum ini, kita akan disajikan sejarah perjuangan Indonesia dari masa penjajahan hingga setelah kemerdekaan. Selain itu, ada pula patung para pahlawan, replika meriam hingga replika Tugu Jogja yang bisa dijadikan spot berfoto. Keren!

Candi Prambanan dan Candi Borobudur

Ketika berlibur ke Jogja tidak lengkap rasanya tanpa mengunjungi dua candi yang paling masyur ini. Yaitu Candi Prambanan dan Candi Borobudur.

Candi Prambanan tercatat sebagai situs warisan UNESCO, Candi ini dapat ditempuh sekitar tiga puluh menit dari pusat Kota Jogja. 

Candi Prambanan adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke -- 9 masehi. Bangunan candi ini dipersembahkan untuk Trimurti atau tiga dewa utama Hindu yaitu Brahma, Wisnu, dan Siswa. (id.m.wikipedia.org)

Selain menikmati keindahan arsitektur candi yang sangat menakjubkan, banyak wisata permainan yang tersedia di kawasan Candi Prambanan seperti memanah, bersepeda, dan area outbound. Tentunya Candi Prambanan sangat cocok dikunjungi bersama keluarga tercinta.

Wisata Memanah di Kawasan Candi Prambanan. (Dok. Pribadi)
Wisata Memanah di Kawasan Candi Prambanan. (Dok. Pribadi)

Setelah menikmati indahnya Candi Prambanan, satu lagi candi yang wajib dikunjungi apabila sedang berlibur di Jogja yaitu Candi Borobudur. 

Candi Borobudur juga tercatat sebagai situs warisan UNESCO. Candi yang berada di Kabupaten Magelang ini dapat ditempuh melalui perjalanan darat sekitar satu jam dari Kota Jogja.

Candi Borobudur merupakan candi tempat beribadah umat Buddha yang merupakan candi atau kuil terbesar di dunia, candi ini berada di atas bukit dengan ketinggian 265 di atas permukaan laut. Candi ini dibangun secara parsial pada masa Dinasti Syailendra pada abad ke -- 7. (news.detik.com)

Keindahan Candi Borobudur terlekak pada keindahan pahatan relief-reliefnya, susunan patung, maupun figur-figur Buddha yang diarcakan, tentunya hal ini akan membuat kita berdecak kagum tentang keindahan seni citarasa estetik yang anggun, sehingga kita wajib untuk menikmati salah satu bukti keberagaman budaya Bangsa Indonesia ini.

Lima Wisata Kuliner di Jogja yang Wajib Dikunjungi

Gudeg Yu Djum

Gudeg adalah masakan tradisional, kuliner khas dari Jogja. Setiap sudut Kota Jogja banyak warung yang menyediakan masakan ini. Gudeg sendiri terbuat dari nangka muda mentah. Gudeg dimasak dengan gula aren dan santan rempah-rempah. 

Dengan berbagai campuran bumbu tersebut, gudeg terasa sangat nikmat dan memiliki rasa yang khas dan enak.

Gudeg biasanya dimakan dengan nasi putih dan disajikan dengan tambahan ayam kampung, telur, tempe, tahu dan sambal goreng krecek. Salah satu warung yang sangat populer yang menyajikan gudeg adalah Gudeg Yu Djum.

Warung yang berdiri sejak tahun 50an ini berhasil menjadi salah satu ikon kuliner khas Jogja, tentu menjadi salah satu tempat kuliner yang wajib untuk disinggahi. 

Warung yang telah memiliki empat cabang ini menyediakan berbagai menu andalan berbahan dasar gudeg. Selain dapat dinikmati langsung, Gudeg Yu Djum juga bisa menjadi oleh -- oleh untuk keluarga tercinta di rumah.

Kopi Klotok

Salah satu warung legendaris lainnya adalah Kopi Klotok, warung yang berada di Jalan Kaliurang KM. 16 ini menawarkan wisata kuliner yang bersahaja khas Jogja. Kita dapat menikmati berbagai sajian tradisional dan serasa "di rumah" saat berada di warung ini.

Masakan yang disajikan memang sangat bersahaja, seperti sayur lodeh terong, telor krispi, ayam goreng, tahu dan tempe bacem dan lain lain. Namun, rasanya sangat nikmat dan harganya bersahabat. 

Saat penulis mengunjungi warung ini, penulis membayar tidak lebih dari 50 ribu rupiah untuk dua piring makan dan cuci mulut pisang goreng hehehe.

Pisang goreng khas warung kopi klotok. (Dok. Pribadi)
Pisang goreng khas warung kopi klotok. (Dok. Pribadi)

Nama Kopi Klotok sendiri berasal dari cara pembuatan kopi secara tradisional di Jawa. Kopi yang direbus dalam panci di atas tungku arang sehingga menimbulkan bunyi klotok-klotok saat mendidih. 

Selain menikmati makanan dan kopi khas, kita juga dapat menikmati bangunan dengan arsitektur Jawa dengan pemandangan sawah dan Gunung Merapi. Tetapi jangan kaget ya apabila melihat antrian yang "mengular", terutama saat hari libur. :)

Menu Wajib Warung Kopi Klotok. (Dok. Pribadi)
Menu Wajib Warung Kopi Klotok. (Dok. Pribadi)

Soto Kadipiro

Ingin merasakan bagaimana rasa soto yang usianya hampir satu abad? Cobalah Soto Kadipiro! Warung yang berada di Jalan Wates No. 33 Bantul ini tidak mempunyai cabang, jadi hanya ada satu warung yang asli. (yogyes.com)

Sebenarnya warung soto di Jogja memang sudah banyak, salah satunya adalah soto Kadipiro ini, warung yang sudah berdiri sejak tahun 1928 ini menjadi salah satu ikon kuliner khas Kota Jogja. 

Saat penulis mengunjungi warung ini, terlihat jejeran mobil dan motor yang berada di depan warung ini. Warung ini salah satu warung yang memiliki konsep sederhana, sepertinya pemilik sengaja mempertahankan konsep interior warung dari sejak didirikan.

Awas jangan kalap ketika menikmati nikmatnya soto Kadipiro dan "aksesoris" yang tersaji yaa!

Angkringan

Angkringan berasal dari bahasa Jawa yang berarti alat atau tempat jualan makan keliling yang pikulannya berbentuk melengkung ke atas. Angkringan sendiri menjual berbagai jenis makanan dan minuman di pinggir jalan yang banyak ditemukan di Kota Jogja.

Angkringan ini kerap menjadi tempat nongkrong favorit wisatawan maupun warga lokal yang ingin menikmati indahnya malam Jogja. 

Angkringan menyajikan berbagai macam makanan seperi nasi kucing dengan berbagai lauk dan minuman seperti kopi arang dan wedang uwuh.

Menikmati Nasi Kucing dan Berbagai Sate Angkringan. (Dok. Pribadi)
Menikmati Nasi Kucing dan Berbagai Sate Angkringan. (Dok. Pribadi)

Banyak angkringan yang terkenal di Jogja, terutama di daerah jalan Pangeran Mangkabumi seperti Angkringan Pak Jabrik dan Angkringan Kopi Jos Pak Agus. Wajib dicoba yaa!

Rujak Es Cream Pak Nardi

Satu lagi kuliner yang "viral" di Jogja yaitu rujak es cream Pak Nardi. Berada di Jalan Harjowinatan, terdapat kuliner legendaris yang menyajikan olajan rujak dan es cream. 

Warung yang sudah ada sejak tahun 70an ini menawarkan kuliner yang sangat segar, kuliner ini bisa dikatakan sebagai pionir yang memadukan rujak dengan es cream putar.

Segarnya Rujak Es Cream Pak Nardi. (Dok. Pribadi)
Segarnya Rujak Es Cream Pak Nardi. (Dok. Pribadi)

Ketika penulis bertanya dalam sehari, mereka menjelaskan bahwa bisa menjual lebih dari 300 porsi!. Selain melegenda, rujak es cream ini sudah dinikmati berbagai kalangan baik oleh wisatawan maupun dari warga lokal. 

Hal ini terlihat dari banyaknya foto dan tandatangan berbagai kalangan yang tergantung pada warung tersebut.

Masih banyak wisata alam dan kuliner yang belum penulis sebutkan, apabila ada rekomendasi boleh tambahkan pada kolom komentar yaaa

*Ikhwanus Sofa, penulis adalah seorang entrepreneur, alumni Pascasarjana FEB-Unitomo, dan penikmat kuliner Nusantara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun