Mohon tunggu...
Ikhwanur Rahmah
Ikhwanur Rahmah Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Student of Arabic Education'16 in UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, east java. 20 years old. from Bima, West Nusa Tenggara.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar Sains Melalui "Story Telling" di Sekolah dengan Memaksimalkan Pengorganisasian BK

21 November 2018   19:16 Diperbarui: 21 November 2018   19:19 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam membuat cerita, guru mata pelajaran sains bisa menggunakan analogi-analogi sekreatif mungkin agar peserta didik merasa senang dan juga memahami materi yang diajarkan.

Contoh kecilnya:

What is the height of thing? (berapa ketinggian dari benda itu?). Dalam pembelajaran sains, kita sering menjumpai satuan-satuan panjang untuk mengukur ketinggian atau jarak dari suatu benda. Nah, saat menjelaskannya materi tersebut guru mata pelajaran bisa menganalogikannya dengan hal-hal yang familiar bagi peserta didik.

Misalnya, sebuah benda jatuh dari ketinggian 10 km. Untuk menganalogikan benda yang jatu dari ketinggian 10 km itu sejauh mana, guru mata pelajaran bisa menggunakan perumpaan seperti menumpuk burj khalifa yang menupakan menara tertinggi di dunia tersebut menjadi beberapa tumpukan. Hal-hal semacam ini lebih memberikan gambaran yang jelas kepada peserta didik dari pada mereka kebingungan membayangkan 10 km itu seberapa jauh.

What is the size of thing? (berapa ukuran dari benda itu? ). Sama halnya seperti diatas, kita bisa menganalogikan juga materi-materi sains yang berhubungan dengan satuan-satuan berat.

Misalnya, suatu benda beratnya 50 kg. Ukuran berat 50 kg ini bisa dianalogikan seperti ukuran 1 orang dewasa atau bisa saja 1 karung besar beras kemudian dibagi menjadi dua.

Seperti itulah sekiranya guru mata pelajaran sains bisa mengajarkan setiap peserta didiknya. Dengan memiliki kreativitas-kreativitas untuk mengembangkan pembelajaran dengan menggunakan cerita-cerita seperti menganalogikannya, tentu peserta didik akan lebih semangat dalam belajar sains, tidak merasa bosan dan lebih mudah dalam memahaminya.

Akan tetapi untuk mewujudkan semua ini, guru mata pelajaran tetaplah harus bekerja sama dan saling bersinergi antar semua anggota organisasi dalam bimbingan dan konseling agar tercapainya tujuan yang diharapkan tersebut.

Setelah kegiatan organisasi telah dijalankan, maka dibutuhkan suatu pengadministrasian. Pengadministrasian ini merupakan suatu kegiatan untuk mengatur pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling sehingga proses kegiatannya dapat berjalan dengan lancar, efisien dan efektif sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Dengan demikian, Organisasi dan administrasi ini merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Dalam organisasi yang baik, tentu akan ditemukan sederetan administrasi yang baik pula. Jika pengorganisasiannya tidak baik, maka secara otomatis pengadministrasiannya pun akan tidak baik. Oleh karena itu, dapat dianalogikan bahwa pengorganisasian dan pengadministrasian merupakan kunci utama bagi kegiatan konseling pada kesulitan belajar peserta didik dalam pelajaran sains ini untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun