Selain itu Nurlianti juga menyinggung soal dana Baitul Mal yang sudah dapat digunakan untuk pendampingan bagi anak-anak yang sudah terdiagnosa stuntintg untuk dirujuk ke rumah sakit di Banda Aceh atau di Puskesmas daerah terkait pemberian menu-menu gizi sehat bagi anak stunting.
Kemudian Admin Elsimil, Ermanto SKM menjelaskan Trend peningkatan dan penurunan angka Prevelensi/kasus Stunting di Aceh Barat, dengan memperlihat grafik-grafiknya
"Di 12 Kecamatan memasuki Tahun 2024, persentase/angka prevelensi/kasus stunting terus mengalami penurunan, hal ini tidak terlepas dari upaya Satgas Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Aceh Barat yang terus bekerja keras dalam menekan atau menurunkan persentase atau angka prevelnsi Stunting." Ujarnya.
Sambil memperlihatkan grafiknya, lebih lanjut Ermanto mengungkapkan, "Stunting tidak akan pernah selesai selama masih ada remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, baduta dan balita. Dari 12 kecamatan di Aceh Barat, ada tiga kecamatan tertinggi angka stunting, pertama Kecamatan Johan Pahlawan, kedua Kecamatan Sama Tiga dan ketiga Kecamatan Bubon."
Narasumber terakhir Kasie KB, ibu Meilizar SE menjelaskan tentang Pergerakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) dan capaian peserta KB Baru.
"Pergerakan atau capaian MKJP mencapai terget, namun KB baru masih rendah," katanya.
Meilizar juga menyampaikan hal terkait pengisian peserta KB Baru, dimana di setiap desa sudah ada Pos KB dan Sub Pos Kbnya yang dipantau oleh PKB di setiap kecamatan.
Selain itu Meilizar juga mengajak para penanggung jawab Puskesmas dan PKB untuk rutin melaporkan/mencatat pengeluaran Alat dan Obat Kontrasepsi (ALOKON) setiap bulannya, sehingga diketahui berapa stok alokon yang terpakai dan sisanya.Â
"Bulan ini terima obat sekian, pengeluaran sekian, bulan depan begitu juga sehingga nanti dapat diketahui dengan rumus berapa rata-rata distribusi penerimaan dan pengeluarannya, ujar Melizar.