Saat menunggu waktu berbuka puasa (ngabuburit) dah habis pulang shalat Tarawih, enaknya ngapain ya!
Ada yang bilang kalau saat ngabuburit itu enaknya jalan-jalan cari Takjil atau jualan Takjil sambil nongkrong. Ada juga yang sukanya main internet dengan bersosial media hingga nonton film dengan layanan streaming berbasis langganan, via youtube hingga lewat situs-situs nonton film online gratis.
Kalau selesai Tarawih sebagian orang  masih di masjid untuk ikutan tadarus, mengaji alquran dan ilmu agama. Sebagian lagi ya pulang ke rumah, makan cemilan sisa berbuka puasa, istirahat sambil main internet dengan bersosial media atau nonton televisi.
Jalan-jalan cari Takjil atau jualan Takjil saat ngabuburit hingga nonton televisi khususnya bernuansa religi saat pulang shalat Tarawih mengingatkanku pada Nostalgia Masa Kecil di bulan Ramadan yang bisa dibaca  pada artikel saya ini:
Namun sekarang nonton televisi sudah jarang. Jaringan Internet sudah mengubah semuanya. Apa yang ada di televisi bisa juga di tonton via internet, baik via sosial media seperti youtube, link, situs/website, layanan streaming berbasil langganan, layanan telekomunikasi digital seperti Indihome hingga Aplikasi. Termasuk juga dalam menonton film yang diinginkan.
Menonton Film Religi termasuk juga kegiatan yang disukai banyak orang termasuk saya khususnya dalam mengisi hari-hari Ramadan, baik siang maupun malam.
Film Religi Indonesia yang diangkat dari kisah-kisah nyata yang terjadi (realita yang ada) menjadi pilihan favorit saya dan cocok untuk ditonton saat Ramadan. Selain menginspirasi juga banyak nilai moral dan hikmah yang dapat dipetik. Ada tiga film yang menjadi pilihan;
1. Hafalan Shalat Delisa
Sebagai warga Aceh, saya suka banget dengan film drama religi ini. Selain pengambilan gambar dan adegan film yang dibuat di Aceh (berlatar di Aceh), juga menceritakan kejadian Tsunami Aceh yang terjadi Pada 26 Desember 2004.Â
Film produksi Starvision Plus yang dirilis pada 22 Desember 2011 ini menceritakan tentang sosok Delisa, gadis kecil periang yang tinggal di desa Lhok Nga Aceh Besar, sebuah desa kecil yang berada di tepi pantai Aceh.
Lalu pada 26 Desember 2004, Delisa bersama ibunya yang dia panggil Ummi, sedang bersiap menuju ujian praktek shalat yang kemudian tiba-tiba terjadi gempa bumi dahsyat hingga mengakibatkan tsunami.