Pernah mendengar kata atau tempat bernama Bur Gayo atau Bur Telege? Barangkali kata atau tempat tersebut masih terdengar asing bagi telinga masyarakat Indonesia bahkan Aceh khususnya. Â Padahal hari ini Bur Gayo telah menjadi primadona di hati masyarakat Aceh terutama di Dataran Tinggi Tanah Gayo Aceh Tengah tempat di mana Bur Gayo itu berada.
Dulu, kalau mendengar kata Aceh Tengah pasti yang terlintas dalam ingatan adalah Danau Laut Tawar, namun sekarang tidak hanya itu, ada Bur Gayo atau Bur Telege yang juga dan telah menjadi primadona di hati rakyat Aceh, khususnya kawasan Aceh Tengah dan sekitarnya
Kok Bisa!
Ya! Tahukah anda Bur Gayo itu adalah objek wisata yang berada dalam wilayah Kampung/Desa Hakim Bale Bujang, Kecamatan Lut Tawar, Kabupaten Aceh Tengah. Objek wisata ini dikelola oleh Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) Bur Gayo atas inisiatif aparat kampung beserta pemuda.
Di bawah Pemerintahan Kampung Hakim Bale Bujang, Bur Gayo berhasil dikembangkan secara swadaya oleh warga kampung sebagai destinasi wisata dan Kampung Hakim Bale Bujang-pun berhasil dikembangkan menjadi Kampung/Desa Wisata, termasuk Desa Wisata Ramah Berkendara.
Karena di sana ada Bur Gayo, jadi masyarakatnya harus ramah berkendara agar keamanan dan kenyamanan objek wisata selalu terjaga.
Sekarang para pelancong yang datang ke Tanah Gayo, rasanya belum lengkap jika belum menjejakkan kaki di Kampung Hakim Bale Bujang. Selain sebagai objek wisata, Bur Gayo yang berada di kampung ini juga telah dimanfaatkan sebagai lokasi resepsi perkawinan (wisata tempat nikah/kawin) dengan konsep alam terbuka. Di mana pelaminan pengantin adalah seluas mata memandang dengan latar Danau Laut Tawar dan ibu kota Kabupaten Aceh Tengah, Takengon seperti yang terlihat pada video 1 di bawah ini;
Ada rasa takjub ketika mendapati keelokan alam Bur Gayo. Inilah yang saya rasakan ketika berkunjung ke kota Takengon Aceh Tengah. Dari kota Takengon, berjarak sekitar 1 km, kita harus menaiki bukit di ketinggian 1.250 meter di atas permukaan laut (dpl) menuju Bur Gayo Kampung Hakim Bale Bujang selama lebih kurang 30 menit jika memakai kendaraan roda empat (4). Â Dari kampung ini ada sebuah Kawasan Hutan Pinus yang Dulunya Bersemak dan Kini Telah Disulap menjadi Objek Wisata yang Eksotis, itulah Bur Gayo atau Telege seperti yang terlihat pada video 2 di bawah ini;.Â
Dari Bur Telege kita bisa melihat dari atas keindahan/keelokan Danau Laut Tawar dan  Kota Takengon. Untuk masuk ke Bur Gayo ternyata masih gratis, petugas hanya mengutip uang parkir saja demi keamanan kendaraan.
Sebagai objek wisata dan lokasi resepsi perkawinan, di Bur Gayo banyak sekali fasilitas atau spot-spot untuk berfoto yang memberi keasyikan tersendiri bagi para pengunjung. Para pengunjung juga akan disuguhi sajian kopi gayo dengan peracik yang andal.
Terdapat pula rombongan seniman Gayo yang memanfaatkan Bur Telege sebagai tempat pertunjukan kesenian, adat dan budaya serta objek fotografi sebagai sebuah Festival Kreatif Lokal seperti yang terlihat pada video 1 di atas. Mungkin dari sini kali ya, Bur Telege jadi disebut dengan Bur Gayo. Â Semuanya menawarkan keindahan, keunikan/khas gayo, keramahtamahan dan pemandangan alam yang mengagumkan. Hal ini ternyata tidak terlepas dari pengelolaan objek wisata Bur Gayo/Telege.
Keterlibatan BUMK dalam mengelola Bur Gayo ternyata sangat bagus karena ikut membuka/mendongkrak peluang perekonomian masyarakat, yang bukan hanya di Kampung Hakim Bale Bujang, melainkan juga seluruh Tanah Gayo.
Mudah-mudahan inovasi masyarakat Kampung Hakim Bale Bujang dapat menjadi contoh bagi daerah-daerah lain di Indonesia yang terus berbenah menjadi Kampung atau Desa Wisata.
Masuk Dalam Nominasi Anugerah Pesona Indonesia (API) Award 2022
Bur Telege digarap sebagai Kawasan Objek wisata sejak bulan September 2018, dengan luas areal seluruhnya 208 hektare lebih. Pengusaaan lahan terpilah menjadi 3 (tiga) bagian yakni Tanah Adat, Tanah Pemerintah dan Milik Pribadi.
Tahukah anda, objek wisata Bur Telege, selain menjadi salah satu destinasi unggulan di Kabupaten Aceh Tengah, kini juga menjadi nominasi Anugerah Pesona Indonesia (API) Award 2022 kategori dataran tinggi.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dari Daerah Pemilihan (Dapil) empat (4) meliputi Aceh Tengah dan Bener Meriah, Muhammad Ridwan, Â mengajak masyarakat Aceh untuk mendukung objek wisata Bur Telege pada API Award 2022 yang akan diumumkan akhir November 2022.
Masyarakat baik di Aceh maupun luar Aceh dimohon terus memberi dukungan dengan cara mengirim SMS ke nomor 99386 (berlaku tarif premium untuk semua provider). Untuk memilih kategori Dataran Tinggi, Ketik API 10D dan kirim ke 99386.
Selain itu, warganet juga dapat memberikan dukungan di akun Instagram Anugerah Pesona Indonesia (@apiaward) dan Ayo Jalan Jalan Indonesia (@ayojalanjalanindonesia), Youtube APIaward dan Facebook Anugerah Pesona Indonesia (@APIaward). Dengan cara menyukai postingan yang diunggah lalu memberikan dukungan melalui komentar di setiap postingannya.
Selain mengajak masyarakat untuk mendukung Bur Telege di API Award 2022, Muhammad Ridwan juga meminta pemerintah (daerah, provinsi, sampai pusat) dan perusahaan-perusahaan seperti Adira Finance misalnya untuk harus ikut terlibat memberi dukungan.
"Pemerintah dan perusahaan (seperti Adira Finance) harus menjadi sponsor tetap untuk memasarkan Bur Telege sampai ke mancanegara. Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk terus berinovasi,  menjadi team medical check-up terhadap objek wisata minimal satu ( 1) tahun sekali, terkait sarana prasarana, akses, transportasi (Desa Wisata Ramah Berkendara) dan penginapan agar tetap memenuhi persyaratan sebagai objek wisata," kata Ridwan.
Kemudian Muhammad Ridwan juga mengatakan kepada warga, perusahaan dan pemerintah bahwa,
"Dalam berinovasi juga harus menyiapkan dan memperhatikan rasa aman dan nyaman kepada para pelancong atau wisatawan. Seperti kenyamanan dalam penginapan/home stay yang memilki standar wisata, tidak harus mewah, yang penting sarana dan prasarananya harus lengkap seperti air bersih, MCK dan lain-lain.
"Kemudian sikap warga terhadap wisatawan harus ramah, sopan dan memiliki komunikasi yang baik. Melatih tour guide (pramuwisata) agar memiliki kecakapan sehingga dapat menceritakan sejarah Bur Telege, Budaya Asli, Adat Istiadat, Kesenian, Pakaian Adat, Sistem Kehidupan Masyarakat dan sebagainya," ujar Ridwan.
***
Salut dan bangga deh buat Kampung Hakim Bale Bujang, karena mampu jadikan keindahan alam dan keunikan desa sebagai potensi desa wisata.
link: adira.id/e/fkl2022-blogger
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H