Mohon tunggu...
Ikhwanul Farissa
Ikhwanul Farissa Mohon Tunggu... Ilmuwan - Officer, Blogger, Conten Creator, Penulis, IT & Data Scientist & Analis, Model Fashion.

"*Indahnya Rembulan, Teriknya Matahari"*

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kata Ibu, Tak Semua Bisa Dinilai dengan Uang

6 Desember 2020   21:50 Diperbarui: 6 Desember 2020   22:02 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kata ibuku; tak semua bisa dinilai dengan uang (foto dokumentasi pribadi).

"Bukan hanya terpengaruh game, tapi kecanduan mereka terhadap play station (PS) bukan sekadarnya, tapi sudah mengarah dan merasuk pada hal negatif hingga meresahkan para orang tua mereka, jadi amat diharapkan ketegasan dan pengawasan orang tua, apalagi ditengah pandemi Corona, jangan dibiarkan anak-anak berkeliaran, tapi tegaskan, awasi, dampingi dan didik anak untuk belajar di rumah dengan baik." Jelasnya penuh harap.

Walaupun disibukkan dengan jadwal yang padat, Ibu tetap menomorsatukan keluarga

Sebagai guru kelas, jadwal mengajar ibuku penuh dari hari senin sampai sabtu, namun tetap meluangkan waktu untuk berkumpul dengan keluarga. Ibuku juga selalu menyediakan sarapan, belanja dan sebagainya. Beliau menjalani  semua tugasnya itu dengan senang dan ikhlas.

Keluarga tetap nomor 1 (foto dokumentasi pribadi).
Keluarga tetap nomor 1 (foto dokumentasi pribadi).
"Bisa dibilang, saya memang besar di kegiatan Pendidikan dan kemasyarakatan, namun saya tidak lupa akan keluarga. Bagi saya semaju dan seberhasil apapun seorang wanita, jika ia membuat keluarganya terbengkalai terutama anak-anak, rasanya itu semua tidak ada apa-apanya," timpalnya penuh semangat.

Menurutnya lagi, wanita perlu maju, namun jangan sampai lupa akan kodratnya, emua harus seimbang. Sudah saatnya seorang wanita dan juga seorang ibu bisa berdiri  di atas kaki sendiri, namun juga tidak lupa akan kewajibannya di tengah-tengah keluarga. Tak peduli usia sudah senja (memasuki pensiun), tetap semangat dan mengabdi.

Tak peduli usia sudah senja (memasuki pensiun), tetap semangat dan mengabdi (foto dokumentasi pribadi).
Tak peduli usia sudah senja (memasuki pensiun), tetap semangat dan mengabdi (foto dokumentasi pribadi).

Bekerja bukan semata demi materi

Besar di keluarga yang sangat menjunjung tinggi nilai adat dan tradisi (Aceh) membuat ibuku kian menyadari bahwa dirinya adalah ahli waris adat dan budaya yang harus menjaga dan menularkannya kembali pada generasi berikutnya.

Ibuku ingat, ia tumbuh sebagai anak yang begitu mengikuti norma dan aturan. Ibuku kecil tak luput dari ritual dan juga usaha pelestarian budaya. Salah satunya dengan bergabung dalam grup tari Aceh (seudati dan saman) bersama dengan teman seusianya.

Usaha dan kerja keras membuahkan hasil, grup tari ibu sering menjuarai lomba tari daerah dan ibuku kadang terpilih sebagai penari yang mampu memikat panggung dan penonton.

Meski demikian, ibuku saat itu tidak hanya menghabiskan waktu di dunia tari, keluarga sadar betul bahwa kegiatan akademis tak kalah pentingnya.

Ibuku berpendapat, dunia pendidikan, sosial dan seni itu bersesuaian alias serasi, dan beliau tidak ingin meninggalkan ketiganya. Ibuku tetap ingin mengabdi dengan menjadi seorang pendidik/guru serta tetap melestarikan adat, tradisi dan budaya serta nilai-nilai  para leluhur tanah kelahiran. Beliau ingin tari Aceh tetap lestari dan terkenal seperti tari Saman.

"Meskipun usia sudah tidak muda lagi, yang penting jiwa tetap muda untuk pendidikan, sosial dan tari, hingga saya benar-benar tak mampu lagi. Bukan semata bayaran, tapi justru dengan usia yang sudah tua, saya memiliki banyak ilmu dan pengalaman yang bisa saya bagi untuk orang di sekeliling dan yang membutuhkan." katanya berprinsip.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun