Mohon tunggu...
Ikhwanul Farissa
Ikhwanul Farissa Mohon Tunggu... Ilmuwan - Officer, Blogger, Conten Creator, Penulis, IT & Data Scientist & Analis, Model Fashion.

"*Indahnya Rembulan, Teriknya Matahari"*

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar dari Kisah Sukses Perjuangan Merry Riana, dari 10 Dolar Seminggu hingga Meraih 1 Juta Dolar

21 November 2020   22:52 Diperbarui: 2 Juni 2021   01:23 2356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi pertama Merry membuat sarapannya dengan mie instan. Ia belum menyangka jika hari-hari selanjutnya sarapannya akan diisi oleh mie instan dan mie instan.

Dari DBS Merry menerima pinjaman sebesar 300 juta rupiah jika dikurskan ke mata uang Indonesia. Uang sejumlah itu akan digunakan untuk pembayaran kuliah sampai lulus, biaya sewa asrama dan uang saku.

Biaya sewa asrama dan uang saku diberikan setiap enam bulan sebesar 1500 dolar Singapura. Itu berarti 250 dolar perbulan, lalu dikurangi sewa asrama 180 dolar, sisanya 70 dolar. Dari sisa tersebut, Merry harus mengeluarkan biaya lagi untuk buku, fotokopi, dan lain-lain mencapai 30 dolar. Hingga sisanya tinggal 40 dolar lagi.

Alangkah terkejut dan puyengnya Merry, ia langsung lemas karena ia harus hidup dengan uang 40 dolar sebulan atau 10 dolar seminggu. Ingin rasanya ia mengadukan hal ini ke orangtuanya, mengatakan jika ternyata uang pinjaman DBS dan uang saku dari papanya tidaklah cukup memenuhi kebutuhan kuliahnya.

Dalam perbicangan lewat telepon, malah mamanya yang duluan memberitahukan bahwa ia harus berhemat dengan uang yang ada karena papanya sudah tidak bekerja lagi di perusahaan dan bisnis yang selama ini dikelola sedang lesu akibat krisis moneter. Merry pun akhirnya tak tega mengutarakan uneg-unegnya.

Berjuanglah Merry dengan 10 dolar seminggu. Uang 10 dolar atau 100 ribu rupiah seminggu di Singapura atau di Indonesia adalah jumlah yang membuat orang lemas jika diharuskan bertahan hidup. Tapi justru inilah konsekuensi untuk sukses besar Merry dikemudian hari.

Lalu bagaimana strategi bertahan hidup Merry Riana dengan 10 dolar seminggu?

  • Setiap pagi ia sarapan dengan mie instan. Kadang ia tak sarapan jika mie instan habis. Sering ia merasa kelaparan di kampus karena sebuah mie instan tidaklah cukup menyokong energinya menghadapi aktivitas perkuliahan yang berat.
  • Membeli roti tawar besar diiris-iris yang akan menjadi bekalnya ke kampus setiap siang.
  • Menolak ajakan teman untuk ke kantin.
  • Ketika sesekali menerima tawaran teman untuk makan di kantin, ia hanya memesan nasi dengan lauk sayur tahu tanpa daging, ikan ataupun ayam.
  • Untuk menyuplai minumnya, Merry memanfaatkan air keran di kampusnya yang layak minum. Tetapi sangat jarang sekali mahasiswa yang minum dari keran air karena gengsi. Namun Merry mengambil air keran itu dengan memasukkan ke botol air mineral dan ia bawa pulang ke asrama.

Selain harus hemat dengan 10 dolar seminggu, Merry juga diharuskan untuk tetap berkonsentrasi belajar. Merry kuliah jurusan Teknik Elektro. Beban kuliah yang begitu berat benar-benar menguras energi dan pikirannya.

Satu tahun terlewati dengan hari-hari yang begitu berat. Dipikiran Merry bagaimana dengan hari esok? Apa yang harus dilakukan agar kesulitan tidak berkepanjangan?

Ia harus bekerja, tetapi ia bingung pekerjaan apa yang harus dilakukan karena ia masih kuliah dan tak punya surat izin kerja. Namun ia tidak menyerah dan tetap hunting pekerjaan.

Pekerjaan apa yang dilakukannya semasa kuliah di Singapura?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun