"Oke akan Dinda coba."
"Mama doakan supaya usahamu berhasil."
Keesokan harinya, giliran Dinda menemani adiknya belajar dan membaca. Saat adiknya mulai kesulitan, mulailah dinda bercerita sambil melakukan kontak mata. Dinda bercerita dengan runut dengan kalimat-kalimat sederhana dan pendek. Dinda juga menyediakan alat tulis untuk mengajak dedi mengambarkan pertualangan dan imajinasinya mengenai cerita yang baru dibacanya. Dedi sangat menikmati cerita kakaknya. Kalimat-kalimat yang tadinya sukar diucapkanya, kini perlahan menjadi mudah diucapkan dedi.
***
"Bagus, bagus, harus begitu. Kau memang cerdas din, mama bangga padamu." Puji bu Hesty sambil tersenyum.
"Untuk Dedi, kata papa akan dihadiahkan sebuah sepeda jika sudah senang dan betah membaca." Ungkap Dinda.
"Hore, hore..... " Sahut Dedi sambil meloncat-loncat.
"Kata papa lagi di hari pemberian hadiah sepeda, papa akan mengundang teman-teman Dedi ke rumah untuk belajar dan membaca bersama-sama di sini. Dedi nanti bisa berinteraksi dengan teman-teman dan belajar sambil bermain. Dan Hadiah sepeda bisa memotivasi orang tua dan teman-teman dedi lain agar giat membaca." Ujar bu Hesty.
Hari belajar sambil bermain dan pemberian hadiah pun tiba, segala persiapan sudah disiapkan, termasuk Dinda yang sudah menyiapkan sesuatu di handphone androidnya. Tak lama kemudian muncul papanya Dedi dari balik pintu dengan sebuah sepeda. Suasana-pun jadi riuh.
"Hari ini menjadi hari syukuran dan sepeda ini papa persembahkan untuk anak lelaki kebanggaan papa, Dedi, yang dalam waktu singkat sudah berubah dari anak yang suka main game menjadi anak yang suka main buku." Ujar papa di depan anak-anak dan para orang tua yang hadir.
"Terima kasih buat mama dan Dinda yang dengan cerdas dan sabar dalam mendidik Dedi. Sepeda ini bisa digunakan oleh Dedi dan teman-temannya saat belajar sambil bermain, " tambah papa dengan penuh bangga.