Mohon tunggu...
Ikhwanul Farissa
Ikhwanul Farissa Mohon Tunggu... Ilmuwan - Officer, Blogger, Conten Creator, Penulis, IT & Data Scientist & Analis, Model Fashion.

"*Indahnya Rembulan, Teriknya Matahari"*

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berangkat Haji Berkat Sedekah Seribu Rupiah

1 Januari 2019   21:54 Diperbarui: 1 Januari 2019   22:13 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bu Rosma selalu menebar senyuman, siapapun yang datang ke tempat dagangannya. (foto dok pri).

Disamping bersedekah, bu Rosma rupanya juga tak lupa melakukan amalan-amalan lain, dengan  harapan agar  semakin dimudahkan jalan baginya untuk menunaikan haji ke Baitullah. Seperti Shalat Tahajud, Shalat Dhuha, Shalat Hajat  dan berdoa.

Ucapan syukur yang disertai amalan-amalan telah dilakukan oleh Bu Rosma meskipun dengan cara sederhana dan nilai rupiah yang kecil. Hal ini sangat berbeda dengan kondisi sebuah toko yang bisa dibilang cukup besar, yang letaknya tidak seberapa jauh dari tempat Ibu Rosma berjualan.

Di depan toko itu tertempel kertas putih bertuliskan kalimat yang cukup sopan yaitu "Maaf, ngamen gratis". Sebuah retorika yang cukup sopan dan lembut. Tetapi jika dilihat dari sudut pandang yang lebih arif, kita bisa menyimpulkan bahwa hati dan perasaan Bu Rosma jauh lebih  lembut dari pemilik toko besar tersebut.

Saya  menaksir, keuntungan yang diraih oleh si pemilik toko tersebut nampaknya cukup besar setiap harinya. Tetapi ia tidak mau dan tidak rela berbagi rasa dengan para pengamen dan pengemis walalupun hanya seribu rupiah saja. Sungguh sangat berbeba dengan kondisi Bu Rosma, yang dagangannya jauh lebih kecil, tetapi ia mempunyai hati yang lembut dan rasa welas kasih kepada sesama seperti pengamen dan peminta-minta.

Setelah  diamati sekian lama, hasil dari perilaku Bu Rosma tersebut sungguh luar biasa. Saya perhatikan, semakin lama barang dagangannya semakin bertambah banyak, dan puncaknya beberapa waktu yang lalu saya mendapati informasi, Bu Rosma dapat pergi menunaikan ibadah haji bersama suaminya tahun 2019 ini.

Bersama sang suami tercinta (foto dok pri).
Bersama sang suami tercinta (foto dok pri).
Saya pun merenung, Allah telah mengganti nilai seribu rupiah yang diperuntukkan bagi orang-orang miskin itu. Uang seribu rupiah itu sekarang berubah dan bertambah besar nilainya menjadi dua kali ongkos naik haji untuk Bu Rosma dan suaminya. Sungguh luar biasa.

Satu lagi yang dapat saya simpulkan, bahwa senyuman yang menurut  bu Rosma adalah sedekah dan ucapan "Alhamdulillah" di bibir Bu Rosma mempunyai timbangan setara dengan lima puluh juta rupiah. Subhanallah....

Inilah janji Allah yang disebutkan dalam firman-Nya (Al-Quran):

"Dan (ingatlah juga), tatkala Rabb-mu memaklumkan; 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (Ibrahim: 7).

Dengan melihat contoh sederhana dalam kehidupan semacam ini, sebagai orang yang beriman tentu hati kita tergerak untuk menirunya. Yakni meniru  kelemahlembutan dan kepedulian hatinya. Kita juga patut meniru rasa percaya dirinya akan balasan Allah, serta meniru bagaimana cara mengungkapkan rasa syukurnya.

Ya kadang-kadang manusia memang harus banyak belajar dari manusia lainnya. Bahkan dari semua peristiwa yang pernah terjadi di dunia ini. Karena ia adalah contoh berharga yang harus kita pelajari, kita baca dan kita renungkan. Semua itu merupakan ilmu Allah yang sangat mahal nilanya. Dengan modal seribu rupiah akhirnya Bu Rosma berangkat haji bersama suaminya.

Itulah Bu Rosma, seorang ibu yang sebenarnya tidak mampu dari segi biaya, namun ia mampu menunaikan ibadah haji dengan izin Allah.  Secara logika, tidak. Bahkan nyaris mustahil. Namun jika Allah sudah berkeinginan, maka apa yang tidak mungkin bagi-Nya. Hanya dengan kata "Kun" (jadi) maka terjadilah apa yang diinginkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun