Banyak di antara  kita yang mungkin akan bertanya "apakah saya bisa menunaikan ibadah haji walau keadaan miskin atau serba kekurangan? "Jangankan untuk mengumpulkan biaya haji yang setiap tahun selalu mengalami peningkatan, untuk makan saja susah", mungkin begitu kata mereka yang  serba kekurangan.
Haji ataupun umrah memang akrab dengan orang kaya, karena ibadah ini membutuhkan dana yang besar. Biayanya bisa dikatakan tidak akan turun. Tahun demi tahun, biayanya selalu saja mengalami peningkatan. Dari biaya 10 jutaan bisa menjadi 35 jutaan sekarang ini. Walaupun  begitu,  jumlah jamaah haji dari Indonesia tetap tidak  pernah susut, bahkan jumlah antriannya semakin  banyak saja.
Namun,  apakah bisa dibayangkan jika ada  yang  menunaikan ibadah haji hanya dengan Modal Seribu Rupiah Saja? Mustahil memang, namun jika Allah mengatakan "Kun" maka terjadilah seperti yang kisah nyata yang dialami oleh seorang ibu yang berprofesi sebagai pedagang. Ini kisahnya.
Pada hari minggu pagi yang cerah, seperti biasanya saya pergi belanja di salah satu pasar. Suatu ketika, saya belanja sembako pada seorang ibu setengah baya. Ada satu hal yang membuat saya tertarik. Saya tertarik melihat cara ibu tersebut melayani pembelinya.
Karena tertarik, setiap saya pergi ke pasar tersebut, maka saya selalu memperhatikan perilakunya dengan seksama, hingga berani untuk menanyakan siapa nama ibu tersebut langsung pada  orang yang bersangkutan. Semakin saya perhatikan, saya semakin penasaran untuk lebih mengikuti secara rutin kejadian demi kejadian yang diperagakan oleh ibu yang bernama Rosma tersebut.
Saya semakin bertanya-tanya tentang apa yang dilakukan oleh ibu Rosma setiap kali melayani pembeli! Yang membuat saya semakin kagum, setiap kali ia selesai menjual barang dagangannya, maka secara spontan mulutnya selalu  tersenyum bergumam lirih dengan mengucapkan  "Alhamdulillah...."
Senyuman dan ucapan ini selalu dilakukan dan dikatakannya setiap kali selesai melakukan jual beli, baik ketika keuntungan yang didapatkannya banyak maupun sedikit. Mungkin, ini merupakan salah bentuk amalan syukurnya kepada Allah sebagai zat yang telah memberikan berbagai macam nikmat kepadanya.
"Senyum itu juga sedekah dik," ujarnya lirih kepadaku.
Meskipun ia sibuk melayani orang-orang yang sedang membeli barang dagangannya, ia tetap menyempatkan diri untuk berbagi dengan orang-orang yang meminta dan membutuhkan bantuannya. Uang logam Seribu Rupiah yang selalu disiapkan, diberikan kepada orang-orang tersebut.