"Ngapain aja sih kamu ke Jakarta?" begitu kata temanku saat aku pulang travel dari Jakarta.
"Ya traveling dong," balasku.
"Kenapa Jakarta?" Tanya temanku lagi
"Wow lengkap!" Begitu jawaban yang bisa saya sematkan kepada temanku itu, untuk ibu kota seperti Jakarta. Betapa tidak, banyak sekali tempat yang dapat dijadikan lokasi travel saat berada di Jakarta.
Saking banyaknya destinasi wisata di Kota Jakarta, saya sempat bingung bagaimana memaksimalkan perjalanan singkat saya di Jakarta dengan waktu 3 hari penuh saja. Rasanya tidaklah cukup dengan waktu segitu untuk sebuah kota dengan ragam pilihan wisata menarik seperti Jakarta.
Akhirnya saya berinisiatif untuk bertravel di tempat-tempat yang menjadi ciri khas/landmark Jakarta saja. Saya pikir tempat-tempat landmark ini jaraknya cukup berdekatan antara yang satu dengan yang lainnya, jadi tidak banyak waktu terbuang diperjalanan, apalagi saya berjalan kaki sendiri.
Teman saya sempat kaget, saat dia tahu kalau saya bersolo traveling sambil jalan kaki saat tiba di destinasi.
"Apa nggak capek dan pegal kakinya?" Tanya temanku saat itu
"Bersolo traveling sambil jalan kaki lebih asik walaupun capek, kita lebih bebas tanpa terikat dengan siapa pun, cepat, enjoy dan nggak perlu takut pegal juga karena saya punya pelumas yang siap saya bawa selalu saat travel, Geliga Krim namanya." Ungkap saya.
Teman saya seakan tidak percaya apa yang saya katakan, dia pun ingin membuktikan untuk  mencoba memakai Geliga Krim saat ia traveling. Lalu gimana jawabannya? Et's tunggu dulu, ceritaku belum selesai!
Hari Pertama (28 Juni 2017)
 Monas
Monumen Nasional (Monas) di tengah kota Jakarta mengawali kekaguman saya ketika traveling hari pertama di ibu kota ini. Monumen ini berdiri tepat di tengah-tengah lapangan Medan Merdeka, Jakarta Pusat. Di sekelilingnya ada taman yang mungkin luasnya berpuluh-puluh hektare. Saya sungguh asik berjalan-jalan di taman luas ini, apalagi ada dua buah kolam air mancur dan patung Diponegoro yang mengesankan mata. Oya di taman ini juga ada beberapa lapangan terbuka yang sepertinya cocok banget untuk olahraga.
Mesjid Istiqal
Puas di Monas, saya pun pergi ke Mesjid bersejarah Istiqal sambil shalat dzuhur. Wow masjid ini besar dan mengagumkan! Kata orang-orang bisa menampung hingga 200 ribu jamaah. Di masjid ini juga terdapat kantor Majelis Ulama Indonesia.
Saya cukup lama memandang Istana Merdeka yang terletak di Jalan Medan Merdeka ini, entah kenapa? Mungkin karena disinilah menjadi kediaman resmi seluruh Presiden RI dan menjadi saksi bisu penandatanganan naskah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia Serikat (RIS) oleh pemerintah Belanda waktu itu.
Setelah itu saya juga tidak melewatkan untuk melihat gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta yang memang tak jauh dari gedung balai kota, tepatnya di Jalan Kebon Sirih.
"Di gedung inilah para wakil rakyat Jakarta bersidang, merumuskan peraturan dan kebijakan pemerintah daerah DKI Jakarta." Ujarku dalam hati saat itu.
Taman Impian Jaya Ancol (TIJA)
Dari Jakarta Pusat dengan menggunakan Bajai, saya menuju pesisir utara Jakarta. Tujuan saya tak lain adalah TIJA.Â
Sungguh seru bisa bertraveling di TIJA. Di dalamnya banyak area wisata, seperti tempat rekreasi pantai, taman-taman, wahana hiburan, hotel, resor dan lain-lain. Yang menjadi favorit saya ataupun mungkin pengunjung lainnya adalah Dunia Fantasi atau Dufan. Di sini saya bisa menikmati wahana permainan berteknologi tinggi yang keren abis, seperti Kincir Bianglala, Ayunan Kora-Kora dan banyak lagi.
Pasar Tanah Abang (Wisata Belanja)
Selesai dari TIJA, waktu sudah menunjukkan pukul 16.10 WIB. Â Belum puas rasanya jika belum berbelanja oleh-oleh untuk di bawa pulang. Di TIJA ada sih tempat belanja, cuma kurang menarik dan lengkap saja.
Saya tahu program "Enjoy Jakarta" sedang digalakkan untuk menjadikan Jakarta sebagai tujuan wisata belanja. Pusat perbelanjaan di Jakarta sangat banyak, namun saya memilih untuk ke Pasar Tanah Abang  setelah puas berkeliling Ancol.
Hari Kedua (29 Juni 2017)
Hari kedua, pakai Angkot atau Mikrolet saya menuju Jakarta Timur. Di dalam Mikrolet saya mengoleskan Geliga Krim di bagian tumit, kaki dan pinggang, agar nantinya kaki dan badan saya nggak gampak pegal dan nyeri saat bekeliling Taman Mini
Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
Sungguh mengasyikan bisa traveling di kawasan TMMI, nggak jauh beda rasanya saat di TIJA. Betapa tidak, di dalamnya juga ada beragam bangunan, mulai sarana rekreasi dan hiburan seperti Teater IMAX Keong Mas dan Istana Anak, bangunan keagamaan seperti Kelenteng Kong Mio. Kemudian ada Museum Purna Bhakti Pertiwi yang eksotis hingga berbagai anjungan daerah yang menarik mata karena menampilkan kebudayaan Indonesia seperti busana daerah, tarian, adat dan kebiasaan daerah masing-masing.
Hari Ke Tiga (30 Juni 2017)
Kota Tua (wisata sejarah)
Hari ketiga dengan menggunakan Ojek saya menuju Kota Tua yang berada di Barat Jakarta. Saya memilih lokasi ini karena penasaran dengan sebuah kota yang dibangun bangsa Belanda pada Tahun 1621 yang dinamakan Batavia. Saya pun berkeliling Kota Tua setelah tak lupa mengoleskan Geliga Krim pada kaki, tumit dan pundak.
***
Saya amat beruntung membawa Geliga Krim saat berpetualang di ibu kota Jakarta. Saya merasa makin Asik dan Dinamis untuk melangkah menikmati  destinasi yang menjadi Landmarknya Jakarta. Tak perlu khawatir dan terganggu dengan kaki pegal dan nyeri punggung.
"Gimana solo travelingnya baru-baru ini pakai Geliga Krim," tanyakuÂ
"Dulu, setiap saya traveling, urat kaki saya terasa sakit, tapi sekarang saya sudah bisa traveling dengan enjoy, nggak khawatir lagi kaki jadi pegal-pegal dan kram," jawab temanku dengan mantap. Lanjutnya, "krim ini begitu mudah meresap dan efeknya cepat terasa dan ukurannya juga pas di bawa ke mana kaki melangkah."
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H