Begitulah ibu Indari, beranjak Desember 2010 ia sudah mulai melahirkan satu persatu penulis.  Dan dalam sekejap IIDN melambung tinggi. Mereka yang berhasil otomatis dengan senang hati mempromoikan IIDN. Saat ini IIDN sudah  mencapai 13 ribu orang lebih yang tersebar di 20 tititk di Indonesia dan 10 titik di luar negeri.
Mimpi 1 Juta Penulis dan Mendirikan Sekolah Perempuan
 Setelah berhasil melahirkan dan mengangkat penuli-penulis IIDN, Indari pun mulai berfikir untuk mendirikan sekolah perempuan. Jika di IIDN Indari menularkan ilmu menulis lewat online,  maka sebaliknya sekolah perempuan bersifat tatap muka.
Tepat tanggal 17 Agustus 2013 ia mendirikan Sekolah Perempuan. Pola pendidikan bukan pelatihan, tapi couching klinik.
Belum sampai berumur setahun, lanjut Indari, Sekolah Perempuan telah meluluskan sebanyak 2 angkatan. Angkatan ketiga masih berjalan. Rata-rata mereka cukup produktif menulis buku atau copy writer.
Sama halnya dengan IIDN, Sekolah Perempuan juga dibanjiri peminat. Mereka tidak saja berasal dari kota kembang Bandung, namun juga dari berbagai daerah dan Negara. Alhasil untuk mengobati rasa kecewa bagi mereka yang tidak dapat bertatap muka, Indari pun membuka kelas online.
"Kalau dari Jakarta banyak yang ke Bandung, selebihnya bisa belajar secara online. Untuk kelas online, dibuka mulai jam 2-5 sore. Dan untuk kelas offline atau tatap muka dimulai dari jam 8-11 siang. Peminatnya dari hari ke hari semakin banyak saja, mau tak mau saya harus membatasi karena mentornya hanya ada 5 orang," ungkap  Indari.
Bicara soal visi, ternyata  ia punya mimpi ingin melahirkan 1 juta penulis wanita Indonesia.
"Insya Allah semakin banyak orang mengenal IIDN dan Sekolah Perempuan, maka kelahiran para penulis baru juga semakin meningkat, bisa sampai 1 juta penulis" harap  wanita yang pernah terpilih sebagai Super Woman Indonesia dari Tagway Singapura awal tahun 2014 lalu.