“Fatin Shidiqia Lubis dan pak aji Roma Irama, taunya dari facebook bro, ada temen yang ngeshare berita,”
“Meninggalnya karena apa bro? Kapan? Di mana? Sudah official belom?”
“Entah,nggak tau lah, tadi gua baru baca judulnya doang,”
Plakk! Plakk! Plakk! Nampar muka sendiri.
Wah, hampir semua orang share berita ini. Saat itu pula orang-orang terdekat dan juga temen-temenku mempercayai berita tersebut bahkan menyebarkannya. Namun tak lama berselang ternyata berita itu adalah Hoax, "Hah!” semua jadi kisruh deh saat itu. Benar-benar menyebalkan, ketika bertemu dengan netizen yang seperti ini. Banyak dari mereka menyalahgunakan banyak hal, lalu dishare dan dibangga-banggakan di Internet.
Ini akibat kita malas membaca. Pada akhirnya kita akan mudah terjebak dengan headline dan judul artikel atau beritanya yang menggoda dan bahkan cetar membahana yang pastinya mengundang emosi. Berhati-hatilah, karena kemalasan kita bisa saja dapat menyebabkan terciptanya dan tersebarnya mis-informasi yang dapat menciptakan kekacauan dan kekisruhan di masyarakat.
Bagi yang berprofesi sebagai penulis artikel, gaya penulisan yang memancing dan berpotensi memprovokasi juga patut dihindari. Jangan korbankan harga diri sebagai penulis hanya sebatas demi visitor dan uang dari penghasilan iklan.
Coba deh mulai 2017 kita semua khususnya saya mengingatkan diri sendiri untuk lebih berhati-hati lagi ketika ingin men-share berita. Jadilah pembaca yang cerdas yang selalu mengecek berita yang dibaca. Kroscek kebenaranannya dulu, jangan sampai kita-kita lebih sering menyebar berita hoax.
“Hey, hey jangan kau menyebar berita hoax, suasana kita semua jadi keruh!”